Panti Asuhan Muhammadiyah Gersikan Ajak Refreshing Semua Anak Asuh  

Refreshing anak asuh panti asuhan Gresikan. (Basirun/PWMU.CO)
Refreshing anak asuh panti asuhan Gersikan. (Basirun/PWMU.CO)

PWMU.CO – Mengisi masa liburan sekolah Panti Asuhan Pesantren Tahfidz al Quran Muhammadiyah Jl. Gersikan Surabaya, dengan kegiatan traveling Religius ke wilayah Batu, Jawa Timur hari Selasa-Rabu, (9-10/07/24).

Kegiatan yang berlevel Goes to Batu Malang ini memberi kesempatan bagi anak asuh yang sehari-hari disibukkan sekolah dan kegiatan menghafal al Quran. Tidak terkecuali, seluruh anak asuh Panti Asuhan Muhammadiyah yang dikelola oleh Majelis Pembina Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tambaksari Surabaya ini diajak. Sehingga hari itu kantor layanan libur.

Turut hadir pada agenda ini antara lain, Ketua PCM Bidang MPKS Mukammad Hasyim MPd, ketua Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), Kepala Panti Asuhan Sarojo Hafidz Ahmad SH Abu Hasan, dan beserta seluruh pengurus dan karyawan.

Pagi-pagi ba’da Subuh, para santri Panti Pesantran Muhammadiya Jalan Gersikan sudah sibuk berbenah, tidak ada yang ‘molor’ (Tidur lagi). Mereka berkemas-kemas dengan tas bawaannya masing-masing. Bahkan sebagian anak yang sudah besar berkemas-kemas malam hari sebelum tidur. Pasalnya anak-anak istimewa ini akan diajak refreshing ke Batu, Malang, Jawa Tumur

Sesuai rencana, pukul 06.30 anak-anak sudah siap berangakat, tetapi karena armada mereka datang sedikit terlmbat, sehingga pukul 07.30 baru hadir menjemput mereka.

“Anak-anak, sebelum berangkat nak-anak dipastikan sudah sarapan semua. Jangan sampai ada yang masuk angin karena belum sarapan” Kata Ade Cucu Sulami SAg pengasuh mereka.

“Alhamdulillah, sudah semua ustadz” Sahut mereka hampir bersamaan

Sebelum meninggalkan asrama, Mbak Yani kaka alumninya, membagikan bekal berupa kue ringan dan minuman mineral untuk bekal selama di perjalanan.

Peserta yang tidak kurang dari 40 orang ini diangkut dua armada milik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surabaya menuju lokasi wisata Santera de Laponte.

“Anak-anak dan para peserta, waktu kita di lokasi selama 3 jam, pukul 14.30 harus kembali ke armada masing-masing. Karena kita harus melanjutkan perjalanan ke villa untuk melanjutkan acara nanti malam” Kata Abu Hasan Kepala Panti Asuhan. Selanjutnya dia mengingatkan sebelum masuk lokasi sholat dan makan siang di masjid terdekat.

Para pengurus dan karwayan memanfaatkan malam hari untuk bakar-bakar sate dan jagung (Basirun/PWMU.CO)

Tiba di Lokasi

Setelah anak-anak kumpul di depan pintu masuk, mereka berfoto untuk dokumentasi. Selanjutnya mereka diatur untuk antri masuk lokasi wisata. Berbaur dengan pengunjung yang sangat padat. Kebahagiaan tampak pada anak-anak yang jarang rekreasi itu.

“Bu Peti nanti saya boleh nggah semua yang ada di sana? Tanya anak asuh yang akrab dipanggil Dika itu

“Boleh, kalian sudah kita belikan tiket terusan, semua boleh dinaiki kecuali yang berbayar” Tegas bendahara bendahara panitia

“Asyikk…! Terima kasih Bu Peti.” Seru mereka sambil menyebar bersama kelompoknya.

“Ingat anak-anak, jangan sampai meninggalkan kelompok, jika akan meninggalkan harus izin dan tidak boleh sendirian,” sambung Peti.

“Siap ibu, kami akan selalu bersama!” Seru mereka sambil berlari.

Satu demi satu wahana mereka jelajahi, kakak yang dewasa harus menemani adik yang masih kecil. Mereka tampak saling menjaga satu sama lain. Tanpa terasa waktu yang disediakan panitia telah habis, sehingga harus segera berkumpul.

Ternyata kenyataan tidak seperti yang direncanakan. Hari itu bersamaan dengan upacara adat, sehingga  beberapa akses jalan alternatif ditutup, hanya satu akses yang aktif. Sehingga kemacetan terjadi sepanjang jalan.

Sesampainya di villa penginapan anak-anak sudah tampak kelelahan, banyak yang lansung tidur walaupun belum mandi. Acara bakar sate dan jagung yang disiapkan, hanya diikuti beberapa anak-anak saja. Sehingga sisa bakaran pagi hari masih cukup banyak.(*)

Penulis Basirun Editor Amanat Solikah

Exit mobile version