PWMU.CO – Mengenakan seragam Hizbul Wathan (HW) ternyata tak semudah yang dibayangkan. Pengalaman ini dirasakan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Manyar, Gresik, Imam Mustakim.
Hari ini, Sabtu (27/1/18) ada pemandangan yang tak biasa. Imam—panggilan akrabnya—membuat bingung seisi rumah. Khusniyati, istrinya, sempat mengomel sembari mengepel lantai.
“Owalah Nduk, Ayahmu itu pagi-pagi sudah ribet dengan seragamnya. Mondar-mandir ndak bisa masang dasi itu lho. Ibuk dimintai tolong ya ndak bisa juga,” tutur Khusniyati pada putrinya.
Melihat putrinya datang ke rumahnya di Jalan Baja 2 No 6 Perumahan Pongangan Indah Manyar Gresik, Imam bergegas mengeluarkan dasi biru tua berlambang HW dari dalam tas. Putrinya pun segera mengalungkan dasi ke lehernya serta memutar dan melipat secara manual.
“Wah, kependekan Nduk. Bongkar lagi,” ujar Imam tak puas.
Ria Eka Lestari, putrinya, segera membongkar dan mulai menata lagi dasi itu. Eh, ternyata kepanjangan. Dibongkar, dan ditata lagi.
“Alhamdulillah, pas,” komentar Imam sambil tersenyum melihat dasi yang sudah terpasang di lehernya.
Dia pun berjalan menuju kaca meja rias di kamar. Hadap kanan, hadap kiri. Serong kanan, serong kiri. Tampak depan, tampak belakang. Tapi tunggu!
“Lha kok dasi bagian belakang lebih panjang dari yang depan?” keluh Imam disambut tawa istri dan putrinya.
Tak mau bongkar ulang, Imam melipat kembali dasi bagian belakang itu ke dalam lubang. Dia pun siap berangkat ke acara Musyawarah Pembentukan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kwartir Cabang Manyar.
Dasinya jangan dilepas ya Pak, susah pakainya! (REL)
Discussion about this post