Bersua Azwar Anas dan Farah Quin, Aisyiyah Banyuwangi Syiarkan Persyarikatan Lewat Kuliner

Dari kiri ke kanan: Anis Ilmiati, Dwi Deritaning Tyas, Suryaningsih, dan Yayun Elis Endriyati.

PWMU.CO – Majelis Ekonomi Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Banyuwangi mengikuti event besar bertajuk Banyuwangi Kuliner Festival, di area parkir Taman Blambangan, Kamis (12/4). Keikutsertaan tersebut merupakan upaya PDA Banyuwangi untuk mensyiarkan dakwah Persyarikatan melalui budaya kuliner.

Dalam event ini, PDA Banyuwangi ingin menunjukkan bahwa Aisyiyah merupakan organisasi yang juga mencintai budaya. Bahkan, sektor ini bisa dijadikan media untuk mensyiarkan Persyarikatan.

“Ini juga sebagai salah satu bentuk syi’ar kita. Dengan ikut berpartisipasi, orang akan tahu siapa dan bagaimana kiprah Aisyiyah. Selama ini kebanyakan orang kan hanya tahu Aisyiyah dari TK nya saja, padahal kan banyak yang sudah dilakukan oleh Aisyiyah untuk bangsa,” kata Ketua Majelis Ekonomi PDA Banyuwangi Anis Ilmiati.

Banyuwangi Kuliner Festival adalah event tahunan yang diselenggarakan untuk memperkenalkan kuliner khas Banyuwangi. Tahun ini menu “Ayam Kesrut” menjadi tema, setelah sebelumnya mengangkat tema Sego Tempong, Rujak Soto, dan Pecel Pitik.

Acara yang dibuka langsung oleh bapak Abdulah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi ini menghadirkan koki dari ibukota Farah Quiin. Dilaksanakan mulai pukul 08.00 hingga selesai.

Dalam kriteria penilaian, bukan hanya cita rasa makanan yang disajikan saja. Tapi pelayanan dan interaksi dengan konsumen juga menjadi point penting.

Ketua PDA Banyuwangi Dwi Deritaning Tyas yang juga hadir dalam acara itu, turut membantu tampilan kuliner tim Aisyiyah. Meja nomor 68 yang ditempati oleh Aisyiyah terlihat cantik. Menggunakan perabot tradisional yang unik terdiri dari gerabah, bambu, dan batok kelapa dan berpadu cantik dengan bunga dan buah menjadikan tampilan makanan semakin mengundang selera.

“Semua ini tersaji berkat kerjasama yang bagus, apalagi mbak Suryaningsih ini memang jago masak makanan khas suku osing. Koki andalan dari ranting Kebalenan” kata perempuan yang akrab disapa Bunda Rita ini. (Yulia Febria)

 

Exit mobile version