Jasa Boga SMK Muhammadiyah 3 Singosari Raih Juara Masak

Jasa Boga SMK Muhammadiyah 3 Singosari meraih juara Lomba Masak Ngocek Madura. Lomba kuliner yang diinisiasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan itu digelar di Ibis Styles Hotel Malang, Ahad (16/2/20).
Erika Vidia Puspita Sari (dua dari kanan) dan Valennyta (empat dari kanan) saat menerima penghargaan. (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Jasa Boga SMK Muhammadiyah 3 Singosari meraih juara Lomba Masak Ngocek Madura. Lomba kuliner yang diinisiasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan itu digelar di Ibis Styles Hotel Malang, Ahad (16/2/20).

Salah satu guru pembina Rizky Natta Domenica mengatakan, lomba tersebut dalam  rangka melestarikan makanan khas daerah, khususnya masakan Madura. Menurutnya, lomba kali ini untuk menggali potensi siswa, khususnya Jurusan Jasa Boga  agar tumbuh  kreasi masakan dari siswa boga. “Ada 36 peserta SMK se-Malang Raya yang ikut dalam mengolah hidangan khas Madura,” ujarnya.

Rizky Natta Domenica menambahkan, selain penilaian soal rasa masakan, plating juga menjadi poin tersendiri bagi dewan juri. Tak hanya hidangannya, kostum peserta pun bernuansa Madura.

Ia bersyukur, dua siswanya meraih juara dalam event tersebut. Erika Vidia Puspita Sari juara I dan Valennyta juara III. Keduanya merupakan siswa kelas XII Jasa Boga.

Teknik Plating Deconstructed

Rizky Natta Domenica mengaku siswanya sudah mempunyai kemampuan mengkreasi makanan dan masakan khas daerah. Ia menjelaskan, kedua siswanya yang meraih juara itu menggunakan Plating Deconstructed, yaitu perlakuan modern terhadap plated food. “Kompleksitas ini diberikan kepada makanan klasik, untuk kemudian didekonstruksikan bentuknya, jauh dari wujud asli,” ujarnya.

Ia menambahkan, tekstur tiap komponen itu juga diutak-atik, namun tetap mencapai rasa utamanya. Penciptaan tekstur ini, kata dia, diraih dari teknik klasik, yang sudah lama dikenal. “Atau teknik modern penataan Nasi Buk Madura menggunakan tampilan dan teknik modern,” ungkapnya.

Rizky Natta Domenica menjelaskan, ketika semua komponen saling disendokkan dan menyatu di mulut, kompilasi rasanya tetap harus mengingatkan pada versi orisinal. “Deconstructed food bisa dibilang kurang sukses jika rasanya ‘lari’, terlalu jauh dari versi klasiknya, sekalipun enak,” tuturnya.

Sementara itu, guru pembina Nanda Farah Bahroni mengatakan, sebelumnya siswa SMK Muhammadiyah 3 Singosari juga pernah meraih juara I dalam lomba yang diadakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. “Tahun ini  Jurusan Boga maju ke propinsi, mewakili Malang untuk Lomba Kreasi Makanan Non Beras,” ungkap Ketua Program Keahlian Jasa Boga itu bangga.

Penulis Titin Prihatin Rahayu. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version