Ikut Resmikan Masjid Muhammadiyah, Kyai NU Ini Beber 4 Rukun yang harus Dipenuhi Masjid

Abdul Wachid Ghozali saat memberikan tausyiah di peresmian Masjid Assalam PRM Tunjungsekar, Lowokwaru, Kota Malang (foto: izzudin/pwmu.co)

PWMU.CO – Dalam upaya memakmurkan masjid, harus ada 4 elemen yang diperhatikan. Atau dalam bahasa kerennya, ada 4 “rukun” yang harus dipenuhi agar masjid bisa hidup. Keempatnya adalah bangunan, takmir, program, dan jamaah. Demikian disampaikan KH Abdul Wachid Ghozali (Gus Wahid) saat bertausiyah di peresmian Masjid As-Salam Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tunjungsekar, Lowokwaru Kota Malang, (10/5).

“Untuk masjid, sebaiknya dalam pembangunannya masyarakat harus dilibatkan dengan cara memberikan apapun bentuk sumbangan atau bantuannya,” jelas ulama yang juga dikenal Kyai Arema itu. “Dan membantu pembangunan masjid tidak bisa dengan kalimat fastabiqul khairat saja. Itu tidak akan membantu proses pembangunan masjid ini,” ujarnya sambil menyindir supaya tidak hanya berbicara saja. Tapi dengan aksi nyata.

Kontan, pernyataan khas “Muhammadiyah” yang diucapkan tokoh NU ini disambut tawa meriah jamaah yang hadir. “Jadi jamaah harus terlibat dalam proses pembangunan. Bantuan dana terkecil sekalipun, panitia harus menerima dan memanfaatkannya.”

Kemudian Gus Wahid membeberkan tugas dan fungsi takmir masjid yaitu bertugas melayani jamaah. Bukan malah berfatwa, karena tugas ini berada di ustadz, kiyai, atau pimpinan. “Takmir berkhidmat kepada Allah dalam melayani masyarakat dan jamaah. Dengan bersikap yang ikhlas, sregep, gak boleh purikan, senantiasa tersenyum, dan terbuka.”

Khusus untuk “terbuka”, Gus Wachid memberikan catatan. “Tapi terbukanya ya jangan semuanya diumumkan kepada jamaah. Semisal mengumumkan nilai honor yang diberikan ke ustadz atau Khatib Jum’at di depan jamaah. Waaaahhhh bisa malu ustadz atau khatibnya, kacau ini.”

Kemudian masjid harus punya program kegiatan. Gus Wachid berpesan agar program itu adalah kegiatan majelis taklim, majelis yang suka menuntut ilmu. “Program harus tertib dan tertata sesuai kebutuhan masyarakat dan jamaah,” sambungnya.

Terakhir Gus Wahid menjelaskan masjid harus ada jamaahnya, sehingga masjid sebaiknya bisa menjadi bagian dari solusi masyarakat. “Jadi posisi masjid harus bisa menjadikan masyarakat bisa makmur, senang dan bahagia karena berada di lingkungan masjid,” ujarnya.

Karena meresmikan masjid Muhammadiyah, Gus Wachid pun tak lupa menyelipkan tentang pentingnya berukhuwah antara Muhammadiyah dan NU. Keduanya, kata Gus Wachid, sesungguhnya sama-sama ahlussunah waljamaah. “Karena sama-sama bekerja sama dalam mensyiarkan agama Islam kepada masyarakat berdasarkan al-Quran dan Hadits,” terangnya.

Tak lupa, kyai Arema ini mengajak merenung bagaimana caranya agar Muhamadiyah dan NU, meski beda, selalu berseiring. “Memang beda antara Muhammadiyah dan NU. Tapi marilah kita cari kesamaan yaitu sama-sama suka beribadah dan merawat masjid di sekitar kita,” pungkasnya.

Beda bukan berarti tidak boleh bekerja sama kan? (izzudin)

Exit mobile version