PWMU.CO-Ambillah inspirasi dari Alquran. Jika berhenti mengambil inspirasi dari Alquran akan digilas oleh zaman.
Kutipan dari sastrawan Pakistan Muhammad Iqbal itu menjadi kalimat pembuka yang dipilih oleh Nadjib Sulhan dalam menyampaikan materi Menjadi Guru dan Karyawan Muhammadiyah Sejati, Ahad (20/5/2018).
Bertempat di Auditorium Din Syamsuddin SD Muhammadiyah 4 Surabaya, guru dan karyawan se-PCM Ngagel di-upgrade ideologinya dalam acara Baitul Arqam.
Nadjib menyampaikan, kebanyakan teori pendidikan diambil dari Alquran, namun tidak banyak yang tahu. “Kita tahunya bahwa teori-teori itu lahir dari Barat, padahal sejatinya Alquran sudah menjelaskan secara detail,” ungkapnya.
Seperti teori gaya belajar dan masuknya ilmu pada siswa yakni auditory dan visual telah dijelaskan Allah dalam An Nahl: 78. “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia (Allah) memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.”
Menurut Nadjib Sulhan, seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Kemudian ilmu mulai masuk melalui tiga jalan. Pintu pertama masuknya ilmu yakni melalui pendengaran. Karena proses mendengarkan lebih awal diterima anak dibanding karunia lainnya.
Jalan kedua lewat penglihatan. Apa yang dilihat dan didengar oleh anak akan dicerna oleh otak, disimpan dalam memori, dan jika dibutuhkan akan dikeluarkan dalam bentuk tindakan atau ucapan. “Children see children do. Apa yang dilihat anak akan dilakukannya. Berarti kalau ada anak cerewet siapa lagi yang ditiru kalau bukan ibunya,” sindir penulis buku best seller Guru Berhati Guru yang disambut tawa hadirin.
Pintu paling utama masuknya ilmu, tambah Nadjib, adalah sentuhan hati. Hati sangat menentukan seseorang dalam menyampaikan dan menerima informasi. Maka, seorang guru yang melakukan pendekatan dengan hati akan lebih mudah diterima. Begitu pula anak yang disentuh dengan hati lebih mudah menerima informasi.
“Coba bapak ibu lihat anak yang mulai tidak suka gurunya otomatis penglihatan dan pendengarannya tertutup. Pelajaran tidak akan pernah masuk,” ungkap wakil ketua Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Kota Surabaya ini.
”Nah, kalau sudah begini gurunya harus membenahi diri. Bukan malah menyalahkan muridnya yang ndak paham-paham,” imbuhnya. (Erfin Walida)
Discussion about this post