Tidak Ada Ranking dan Hukuman Jadi Ciri Sekolah Ramah Anak

Dua siswa SDM 4 Pucang dengan berani mewawancarai dua tim visitor Dr Ir Iwan Setiawan MT MCP MCSA dan Rita Pranawati MA (foto: Azozah/pwmu.co)

PWMU.CO-Keberadaan Sekolah Dasar Muhammadiyah (SDM) 4 Pucang, Surabaya benar-benar menjadi barometer sekolah di Surabaya. Tak heran bila sekolah ini beberapa kali menjadi rujukan bagi sekolah lain. Bahkan terakhir, sekolah ini dipercaya menjadi satu-satunya sekolah di Kota Surabaya dalam ajang sekolah ramah anak, Jumat (8/6/2018).

Kepercayaan tersebut tentu sangat membahagiakan bagi civitas SD Muhammadiyah 4 Pucang-Surabaya. Apalagi dengan penunjukkan itu, sekolah ini didatangi tim visitor dari orang-orang hebat. Mereka di antaranya Dr Ir Iwan Setiawan MT MCP MCSA (Perwakilan dari Deputi Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak atau Kemenppa RI) dan Rita Pranawati MA (Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia).

Kedatangan keduanya didampingi Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Ibu Chandra Rmd Oratmangun beserta tim.

Moment tersebut tidak disia-siakan oleh SDM 4 Pucang Surabaya. Civitas akademika dengan suka cita menyambut tim visitor.  Berbagai atraksi siswa-siswi tergabung dalam ekstrakurikuler ditampilkan untuk menyambut mereka. Di antaranya atraksi robotika, panahan, dokcil, duta literasi, keputrian hingga karawitan. Tidak ketinggalan adalah aksi dari Wartawan Cilik (warcil), yaitu Iqbal Paradis Alhaedar dan Salma Khairunnisaa. Mereka berhasil mewawancarai Bapak Iwan dan Ibu Rita, sebagai tim visitor.

Setelah berbasa-basi sebentar, kemudian Salma mengawali bertanya, “Apa sebenarnya sekolah ramah anak itu?” tanyanya. Dengan sabar dan ramah keduanya melayani dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kedua warcil tersebut.

Iwan lebih dulu menjelaskan bahwa sekolah ramah anak itu berarti hak anak terpenuhi, termasuk fasilitas yang layak bagi anak. Anak merasa aman dan nyaman berada di sekolah. “Berangkat dari rumah ke sekolah sampai pulang  kembali ke rumah harus aman,” jawab Iwan.

Sementara Bu Rita menambahkan bahwa sekolah ramah anak berarti anak merasa nyaman, senang, aman dan bahagia. Anak  tidak merasa tertekan, tidak takut, bisa ngomong apa saja di sekolah.

Iqbal pun melanjutkan pertanyaannya dengan menanyakan mengenai kesan tim visitor terhadap SDM 4 Pucang. “Sekolah ini luar biasa, kepentingan terbaik bagi anak menjadi ciri sekolah yang terbaik. Semua anak punya keunikan, semua anak dikembangkan potensinya. Tidak dilihat kekurangannya tapi masing-masing pasti ada kelebihanya,” jawab Rita.

Itu, lanjut dia, ditandai tidak ada ranking dan hukuman. Itu menjadi bagian dari menghargai dan menghormati potensi setiap anak. Termasuk adanya 31 ekstrakurikuler, adalah bagian dari mengembangkan diri.  Sekolah ini juga termasuk sekolah inklusi. “Hal ini membuktikan bahwa sekolah ini benar-benar menghargai hak anak,” kesan Bu Rita.

Hal sama juga disampaikan Iwan. Dia mengaku sangat bangga dengan sekolah ini. “Semoga bisa ditularkan ke sekolah tetangga, beginilah model sekolah layak anak yang seharusnya. Bahwa kepentingan anak itu menjadi prioritas yang utama,” ucap Iwan seraya berpesan agar anak-anak Mudipat tetap berprestasi, cinta dan bangga menjadi anak Indonesia.

Hal sama juga dilakukan Rita. Dia berpesan pada anak-anak Mudipat agar tetap menjadi anak Indonesia yang religius, punya integritas yang baik dan jujur, punya karakter yang baik, menjaga nasionalisme, menjaga bangsa Indonesia.  “Saya berharap ke depan dengan segala kelebihanya SD Muhammadiyah 4 ini menjadi model sekolah inklusi. Sebab ke dapan anak yang berkebutuhan khusus akan semakin banyak. Agar adik-adik  di sini bisa belajar  punya teman yang berkebuthun khusus. Sehinnga punya toleransi dan empati yang besar,” pesannya.

Terakhir tidak lupa Iqbal dan Salma mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang sudah diberikan. “Semoga SD Muhammdiyah 4 bisa menjadi sekolah yang terbaik, aamiin,” doa Iqbal. (Azizah)

Exit mobile version