PWMU.CO-Terpilih sebagai ketua PHBN Pare, Kediri, Sekretaris PCM Pare, Muh. Rifa’i berjanji menyajikan pagelaran karnaval bernuansa khas karakter dan dinamika masyarakat Mojokutho. Dalihnya, karena jauh sebelum Pare dikenal sebagai kampung Inggris, sebagai penghasil tahu kuning hingga pabrik senjata berburu, kota kecil ini ternyata jadi lokasi penelitian antropolog Amerika Serikat, Clifford Geertz pada 1953-1954.
“Karakter itulah, yang ingin ditampilkan oleh PHBN kota setempat,” kata Muh. Rifa’i dalam technical meeting di Pendopo Pare, Kediri, Selasa (27/08/ 2018).
Dikatakan, konon selama 1 tahun, guru besar Universitas Chicago itu bermukim di rumah Ustadz Ahmad Yazid di Desa Tulungrejo, Pare, Kediri, yang saat ini menjadi central kampung Inggris. Ahmad Yazid adalah guru Mr Calend, pendiri kampung Inggris. Dari peran Cliford Geerts, nama Pare dikenal secara Internasional, meski disamarkan menjadi Mojokutho, tapi setelah ditelusuri ternyata Mojokutho tak lain adalah Kota Pare, Kediri. Hingga saat ini hasil penelitiannya tetap menjadi perbincangan para cerdik pandai dunia, karena dia mengadakan riset tentang agama jawa politik aliran (abangan, santri, dan priyayi).
Dan faktanya hingga saat ini keberadaan kaum abangan, santri, dan priyayi di wilayah dengan luas 4.721 ha ini masih sangat kental. Karakter seperti itulah, yang ditampilkan PHBN, Kamis (30/08/2018). Pihaknya memberi ruang seluas-luasnya pada masyarakat mengekspresikan cita, rasa, dan karsa, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Swt dalam kegiatan karnaval sebagai penutupan peringatan HUT RI ke-73.
Dikatakan, karnaval digelar dengan tema Dinamika Masyarakat Mojokuto. Adapun rutenya, lanjut dia, start dari lapangan Canda Bhirawa ke Timur menuju alun-alun Thamrin, belok ke Jalan A. Yani Simpang 4 Tulungrejo dan Jalan Yos Sudarso, lurus ke barat hingga simpang Tiga Jalan Anggrek ke selatan dan finish di Canda Bhirawa.
Guru olahraga SMP Negeri 1 Pare itu kemudian menjelaskan perihal kriteria penilaian para peserta karnaval. Diharapkan dengan panji-panji yang diusung anggota kelompok, tidak lebih dari 30 orang, jika anggota lebih dari 30 orang maka akan dikurangi dalam penilaiannya. Di samping itu harus berpakaian sopan, dan dilarang memakai identitas dan simbol-simbol partai tertentu, maupun baju sebagai dukungan kandidat DPD bahkan calon presiden tertentu.
Sementara itu, Danpos Mil Badas Peltu Sugeng Purnomo berharap dalam karnaval ini tidak memakai kostum dukungan terhadap kontestan tertentu karena 2019 merupakan tahun politik. “Ayo kita kedepankan kesatuan dan persatuan. Jangan memancing di air keruh, yang membuat masalah dengan menggunakan seragam yang menimbulkan salah sangka, kurang baik, dan berbau SARA, yang ujung-ujungnya ada pihak-pihak merasa disakiti,” pesan dia.
Di tempat sama, seniman dan budayawan Pare, Yunus Sunarto berharap karnaval menjunjung etika masyarakat, disiplin dalam karnaval dengan tetap mencerminkan semangat kemerdekaan penuh kerukunan dan kebersamaan.
Wakil Ketua PDM Kabupaten Kediri, Ir H Samsul Ma’arif CH yang dihubungi secara terpisah merasa bersyukur. Dikatakan, perserikatan Muhammadiyah adalah organisasi kader, bilamana ada anggota perserikatan dipercaya masyarakat dan pemerintah untuk menyemarakkan acara hari kemerdekaan RI ke-73, insyaallah akan dijalankan dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan sesuatu. “Dan Insyaallah dapat berjalan lancar karena sudah terbiasa melaksanakan kegiatan perserikatan yang tidak terhitung banyaknya dan kadang merasa senang bila mendapat kepercayaan serupa,” ujar dia (dahlansae Pare)
Discussion about this post