PWMU.CO-Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Siman Ponorogo gelar kegiatan Musyawarah Cabang (Musycab), Ahad (16/9/18). Kegiatan yang diadakan sekaligus untuk sosialisasi politik menghadapi 2019 tersebut, dihadiri para pengurus ranting, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Kantor Kecamatan Siman, dan kelurahan.
Acara ini diselenggarakan dalam rangka menyadarkan para kaum perempuan bahwa perempuan memiliki hak dan kesetaraan sama terutama dalam dunia politik. Bidang politik jadi keharusan untuk juga dapat attention kaum perempuan. Mengingat dalam setiap pengambilan kebijakan di pemerintahan terbukti pasti tidak lepas dari politik. Kaum perempuan perlu menyadari kondisi itu, apalagi kondisi perpolitikan di Ponorogo sendiri, jumlah pemilih perempuan lebih banyak daripada laki-laki sesuai data dari KPU (Komisi Pemilu Umum). Jumlah perempuan tercatat ada sekitar 52% sementara jumlah laki-laki 48%.
Ketua Pimpinan Daerah (PD) Pemuda Muhammadiyah Agus Susanto yang hadir memberikan materi di kegiatan tersebut menyatakan kaum perempuan sebenarnya punya modal untuk terjun ke dunia politik. Dalam sejarahnya hingga kini, kata dia, kaum perempuan bila diberi amanah selalu mampu mengemban amanah dengan baik. Karena itu, kaum perempuan perlu tampil, apalagi secara jumlah kaum, perempuan sendiri punya potensi besar. Kepentingan perempuan di dunia politik saat ini perlu digeser, tidak hanya semata-mata menjadi pemilih yang baik tetapi juga menjadi pihak yang dipilih sehingga kepentingan dan aspirasi kaum perempuan juga akan lebih mudah diwujudkan. “Kalau kaum perempuan bisa berjuang sendiri, kenapa harus menggantungkan pada orang lain,” ucap dia.
Dia menyebut salah satu contoh kepentingan perempuan yang sulit untuk dipenuhi adalah usulan Aisyiyah adalah menciptakan kawasan bebas merokok di beberapa tempat tertentu. Dia melihat usulan itu sulit diakomodir dan direalisasikan dengan baik bila Aisyiyah atau Muhammadiyah belum memiliki perwakilan signifikan yang duduk sebagai anggota legislatif maupun eksekutif. Untuk itu, dirinya berharap Aisyiyah ke depan mulai memetakan siapa kader-kader yang punya political sense, kemudian didorong terjun ke dunia politik.
Ketua Cabang Aisyiyah, Siman Amirul Wati menjelaskan ibu-ibu memang masih sangat minim informasi dan pemahaman terkait dengan politik, padahal sebentar lagi akan masuk tahun politik. Dia sangat menyadari ibu-ibu adalah ujung tombak di setiap ranting sehingga bila nanti ada anggota atau masyarakat bertanya, ibu-ibu bisa menjawab dan mampu memberikan pencerahan di setiap ranting mereka.
Menurut pemahaman sementara ini, kata dia, politik itu uang. Jadi, mereka pun yang punya berkeinginan maju pasti akan mundur dan tidak percaya diri terlebih dahulu karena mereka tidak memiliki uang banyak. Untuk menghilangkan pandangan seperti itu, pihaknya mendatangkan pemateri yang sudah paham tentang dunia politik sekaligus memberikan pencerahan bahwa pandangan seperti itu tidak betul.
“Harapan terbesar kami jangan sampai perempuan yang ada di kecamatan Siman ini merem politik dan lebih memilih golput daripada memilih,” ujar dia seraya berharap kaum perempuan bisa terus mengikuti isu politik yang berkembang serta mengkritisinya dan lebih cerdas dalam memilah berita fakta dan berita hoax.
Perwakilan Ranting Ronowijayan Siman, Qomariyah menatakan pihaknya semakin punya greget ingin memahamkan terutama lewat ranting karena saat pemilihan gubernur banyak sekali perempuan di kecamatan Siman tidak ikut pemilu. Ada yang ikut asal pilih dan ada pula yang memilih karena faktor uang. “Maka kita punya angan-angan untuk menggunakan hak pilih tidak karena uang, tapi memilih lebih menggunakan hati nurani dalam menentukan pemimpin,” kata dia.
Jadi pemahaman dirinya, jika ada orang yang memberikan uang saku silahkan tapi tidak harus memilih orang yang sudah memberikan uang saku karena memilih pimpinan yang Islam sangat penting. Ummat Islam tidak boleh terpengaruh uang. Dikatakan, orang yang memberikan uang berarti ia sudah menghancurkan negara dengan uang. (Diyah)
Discussion about this post