![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2019/01/Ong-Wringinanom.jpg?resize=800%2C600&ssl=1)
Pengajian Ahad Pagi PCM Wringinanom dengan pembicara Syaukani Ong.
PWMU.CO-Masalah label menjadi bahasan pengajian Ahad pagi PCM Wringinanom Gresik di halaman SD Muhammadiyah 1, Ahad (13/1/2019). Penceramah Drs H A. Syaukani Ong Lie Fu SFil mengawali dengan menyinggung Cina atau Tionghoa.
Tionghoa, kata dia, adalah nama suku bangsa. “Tionghoa itu adalah suku bangsa yang Allah ciptakan. Jadi jangan benci Tionghoa tapi bencilah karena kekafirannya,” kata ketua Bidang Dakwah Yayasan Cheng Ho Surabaya.
Ustadz Ong, panggilannya, mengatakan, banyak nama gedung atau nama orang yang menggunakan label Islam. “Contohnya Rumah Sakit Islam. Harusnya bersih, pelayanan cepat dan harga …” katanya sengaja tidak melanjutkan sehingga jamaah menyahut dengan sahutan kompak, “Gratiiiis…” disertai gemuruh tawa.
“Lho, bukan gratis tapi terjangkau,” sahut Ustadz Ong berkelakar.
Ada juga, lanjutnya, yang memakai nama Muhammad. Ini nama Nabi. ”Apa pernah Nabi berbohong? Apa pernah Nabi mencuri?” tanyanya lagi.
“Tidak pernah!” jawab jamaah.
“Tapi sekarang ada orang yang namanya Muhammad namun berbuat tercela. Padahal labelnya sudah Islam,” katanya lagi.
Anak ke enam dari sebelas bersaudara ini kemudian menerangkan arti Islam. “Islam berasal dari bahasa Arab aslama-yuslimu-islaaman yang mempunyai tiga arti yaitu taat, tunduk, dan menerima ketetapan,” papar dia menerangkan.
Kemudian dia juga bertanya, tujuan penciptaan manusia di dunia ini untuk apa.
Sontak jamaah menjawab, untuk beribadah kepada Allah. Ustadz Ong bertanya lagi mengenai arti ibadah. “Arti ibadah ini sudah biasa kita baca ketika shalat. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nastaiin. Artinya iyyaaka na’budu apa?”
Beberapa jamaah membuka Alquran dan menyahut, “Hanya kepadaMu kami menyembah.”
”Itu kan arti yang sudah tercetak,” tukasnya. ”Tapi saya kurang setuju dengan arti tersebut,” sambungnya.
Ibadah, dia menjelaskan, berasal dari bahasa Arab abada-ya’budu-ibadatan. Artinya adalah mengabdi. ”Hanya kepadaMu kami mengabdi. Sedangkan menyembah itu berasal dari bahasa Sansekerta. Sembahyang artinya sembah dan hyang (tuhan),” tuturnya.
Jamaah terdiam mendengarkan. Lalu ada pertanyaan lagi. “Puasa itu ibadah kan? Apa ada puasa itu pakai menyembah? Thawaf itu berkeliling mengitari Kakbah apa ada menyembah di situ? Yang ada itu mengabdi. Puncak haji adalah wukuf di Arafah berdiam diri bukan menyembah,” tambahnya.
“Jadi, marilah hati dan perbuatan kita selalu ingat kepada Allah swt. Saya memakai baju koko atau baju takwa dan kopiah ini tidak menjamin keislaman saya. Karena hidup ini cuma sebentar, nanti di akhirat akan dilihat dari praktik kesehariannya,” tandasnya menutup pengajian pagi itu tepat pukul 07.10. (Kiki Cahya Muslimah)
Discussion about this post