PWMU.CO – MTs Muhammadiyah 5 Daun Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, terus berusaha untuk menorehkan prestasi terbaiknya. Dalam waktu sepekan terakhir ini, ada dua kompetisi yang telah diikuti, yaitu di Kota Surabaya dan Kota Gresik—dikenal juga sebagai daratan.
Pertama, mengikuti semifinal Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) Ke-14 yang diselenggarakan Klinik MIPA (KPM) di Gedung Robotika Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, (24/2/19).
“Suatu kebanggaan tersendiri dapat lolos ke babak semifinal ini, karena dengan lolosnya dua orang siswa tersebut dapat mengharumkan nama baik perguruan Muhammadiyah Daun, khususnya lembaga MTs Muhammadiyah 5,” ujar Sabhan, Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Daun.
Dua siswa yang lolos semifina KMNR Ke-14 itu adalah Anisatur Rahmah dan Mohd. Albani. Keduanya berasal dari keluarga yang kurang mampu. “Tetapi semangat belajarnya tetap terpupuk untuk mengubah nasib menjadi kebanggaan untuk semua baik lembaga, masyarakat dan keluarga,” ujar Subhan.
Anisa—sapaan Anisatur Rahmah—menjelaskan, sejak Januari 2019 dia telah mempersiapkan diri dengan mengubah cara belajar. “Di samping belajar dia tidak lupa berdoa agar bisa mengerjakan soal yang diberikan dan lolos ke babak final,” ujarnya.
Sedangkan Mohd Albani atau yang biasa dipanggil Beni berjanji akan menjadi siswa yang lebih baik setelah dia berhasil masuk semifinal ini, sebagai ungkapan rasa syukurnya.
“Lolosnya dua siswa ini merupakan langkah awal. Saya yakin dampak dari ini akan memotivasi semua siswa sehingga nantinya mampu menorehkan berbagai prestasi demi prestasi sesuai kemampuannya,” ujar Eklis Dinika, Kepala MTs Muhamamdiyah 5 Daun, pada PWMU.CO, Selasa (5/3/19).
Ikuti Festival Faqih Usman
Kompetisi kedua yang diikuti adalah Festival Faqih Usman Ke-3 yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik bekerja sama dengan Program Studi Pendidikan Guru SD Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Sabtu, (2/3/19).
Ada dua siswa MTs Muhammadiyah 5 Daun yang mengikuti FFU Ke-3, yaitu Alya Labibatus Tsabita yang mengikuti Lomba Siswa Berprestasi dan Syakilah, siswa kelas VIII , yang mengikuti Lomba Tahfidh Alquran Juz 30.
Meski keduanya belum berhasil meraih gelar, tapi ada hikmah yang bisa mereka petik. “Saya merasa bersyukur dan bangga bisa berpartisipasi dalam lomba tersebut. Saya dapat melihat penampilan peserta-peserta lain, yang akhirnya saya tahu kelemahan dan penyebab kegagalan saya yaitu di lagu,” ungkap Syakilah.
Menurut dia panitia meminta menggunakan lagu Hijaz. Padahal selama ini dia belum memakainya. “Dengan adanya FFU ini saya semakin yakin dan akan terus memperbaiki manajemen hafalan,” ujarnya bangga meski belum bisa jadi juara.
Sementara itu Alya berjanji akan meningkakan strategi belajarnya. “Saya belum puas saat mengikuti FFU ini karena belum berhasil mempersembahkan gelar,” ujar siswa kelas IX ini. (Eldin)
Discussion about this post