Ini Tiga Falsafah Kiai Dahlan untuk Memajukan Umat

Dahnil Anzar Simanjuntak. (Ernam/PWMU.CO)

PWMU.CO-Umat Islam harus terus merawat semangat persaudaraan, goalnya Islam berkemajuan,  Indonesia adil makmur dalam ridha Allah.

Demikian diungkapkan Dr Dahnil Anzar Simanjuntak dalam tabligh akbar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tanggulangin di Pasar Wisata, Sabtu (9/3/18).

Ketua Umum Pmpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah 2014-2018 itu menjelaskan, untuk mencapai Islam berkemajuan sesuai dengan falsafah yang disampaikan KH Ahmad Dahlan ada tiga aspek. ”Tiga aspek yang harus dilakukan itu membebaskan, mencerahkan, dan memajukan,” ujarnya.

Hal ini, sambung dia, senada dengan tiga falsafah yang disampaikan HOS Cokroaminoto, yaitu semurni-murni tauhid, setinggi-tingginya ilmu pengetahuan, dan sepintar-pintarnya siasat.

Lantas dia menjelaskan makna tiga aspek itu. Pertama, membebaskan dari penghambaan. ”Dalam bahasa HOS Cokroaminoto semurni-murni tauhid. Politisi Islam yang memiliki tauhid murni tidak takut apapun kecuali pada Allah subhanahu wataala. Jadi aktivis jika tauhidnya gak kuat takut kena ancaman,” tandasnya.

Merujuk pendapat Ibnu Taimiyah, Dahnil menerangkan, politik punya dua fungsi. Pertama, menjaga agama termasuk tauhid.  Kedua, mencerahkan. ”Instrumen untuk mencerahkan adalah ilmu pengetahuan, ilmunya tinggi. Harus banyak membaca, iqro,” ujarnya.

Ketiga, memajukan. Dijelaskan, dalam kaidah fiqih disebutkan dalam urusan ibadah semua dilarang kecuali yang diperintahkan. Sementara dalam urusan dunia, termasuk politik, semua boleh kecuali yang dilarang.

”Nah dalam hal ini bagaimana sepandai-pandainya siasat berlaku. Silakan buka tafsir Al Azhar. Buya Hamka sangat maju dalam menerjemahkan surat al Ashr. Kata sabar identik dengan laku politik, bagaimana sabar dalam amar makruf nahi munkar itu laku politik,” kata dia memaparkan.

Dia menegaskan, dakwah Rasulullah juga berpolitik. Apa yang terjadi di masa Rasulullah juga terjadi kepada aktivis di negeri ini.

”Rasul dicegah, dipersekusi, tidak boleh berdakwah oleh Abu Jahal, Abu Lahab, beliau hijrah. Ini laku politik. Literasi politik harus lebih tinggi, untuk mencapai kemajuan,” pungkas Dahnil. (Ernam)

Exit mobile version