PWMU.CO – Hall Pondok Wina di Jalan Basuki Rahmat No. 92 Banyuwangi dipenuhi guru, karyawan, dan wali murid kelas I-VI SD Muhammadiyah 1 Banyuwangi, Sabtu (20/7/ 19). Mereka sedang mengikuti Seminar Parenting yang digelar menyambut Tahun Pelajaran 2019-2010.
Geduang yang luas dan jauh dari akses jalan raya membuat orangtua bisa mengikuti acara dengan aman dan nyaman. Karena anak-anak mereka bisa bebas bermain. Suasana pun ramai oleh suara gelak tawa dan canda anak-anak.
Seminar menghadirkan nara sumber Andreina Marcelina, owner Yayasan Matahari Bangsa yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus.
Dia mengatakan, tuntutan terhadap orangtua di zaman sekarang yang semakin kompleks membutuhkan bekal, bukan hanya materi saja tapi juga bekal psikologis. Menurutnya, dengan adanya kegiatan ini, paling tidak orangtua memiliki amunisi dalam mendampingi putra-putrinya dalam berproses. “Tentunya juga didukung pemahaman dan pendidikan agama yang kuat,” ujarnya.
Dia menjelaskan, parenting adalah proses membesarkan, mengasuh, membimbing, dan mengasuh anak yang meliputi aspek fisik, sosial emosi, bahasa, kognitif, san spiritual sedari bayi hingga masa dewasa.
“Parenting merujuk kepada segala sesuatu yang berhubungan dengan pengasuhan anak dan tidak hanya khusus pada hubungan biologis,” terangnya.
Menurut Bu Nina, panggilan akrab Andreina Marceleina, di zaman sekarang problem orangtua adalah menghadapi generasi milenial yang cenderung bergerak cepat, multitasking, kritis, ekspresif, kreatif dan inovatif, serta akrab dengan tekhnologi.
Karena itu, menurut dia, orangtua harus mengimbanginya dengan smart. “Orangtua harus mampu menjadi atmosfer, inspirator, bertindak sebagai teman seperjalanan, dan sumber cinta kasih,” paparnya.
Orangtua juga harus menerapkan pola asuh dengan menanamkan nila-nilai dalam keluarga, ilmu dan wawasan, menjadi teladan bagi anak, menjalani proses bersama, konsisten serta mengevaluasi setiap kegiatan dalam kebersamaan akan besar pengaruhnya bagi anak.
Dia lalu mengutip hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.”
Berdasarkan hadist itu Bu Nina mengajak orangtua agar senantiasa berbuat baik pada keluarga, di antaranya dengan tidak takut gagal dalam memproses pendidikan mereka. “Saat mendampingi anak dalam berproses, misalnya membantu anak memasak makanan kesukaan yang belum pernah kita masak, kita tak perlu takut gagal. Karena dari kegagalan itu kita dan anak sama-sama belajar,” ujarnya.
Dia menegaskan, penghargaan terhadap proses itu sangat mahal harganya. “Dan akan dikenang abadi oleh anak hingga mereka dewasa kelak,” tuturnya. (Yulia Febrianti)
Discussion about this post