PWMU.CO – SD Muhammadiyah Brawijaya Mojokerto menggelar Smart Parenting Skill Training dan Sosialisasi Kurikulum 2013, di Ballroom Hotel Raden Wijaya Mojokerto, Sabtu (29/6/19). Kegiatan bertajuk ‘Biarkan Anak Bersekolah dan Orangtua Tetap Belajar’ ini diikuti wali murid kelas I sampai VI.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Mojokerto Abdul Zaki menyampaikan, generasi mendatang memiliki tantangan besar dalam menghadapi dunia yang berubah dengan cepat dan dikenal dengan era millenial. “Ini bisa membunuh kemapanan berbagai bidang pekerjaan bila tidak melakukan revolusi berpikir,” ujarnya dalam sambutan pembukaan.
Untuk itu, kata dia, SD Muhammadiyah Brawijaya harus terus maju dan berkembang agar dapat menyiapkan generasi terbaik yang dapat menyikapi masa depan dengan tetap berpegang teguh pada iman dan Islam.
Sementara itu, Kepala SD Muhammadiyah Brawijaya Kota Mojokerto Nurril Jannah menyampaikan, dengan sistem manajemen yang telah dilaksanakan oleh sekolah, dapat memberikan nilai positif kepada para siswa dan wali murid. “Kami melaksanakan program sesuai dengan rencana kerja sekolah yang didukung oleh Ikatan Wali Murid (Ikwam),” ungkapnya.
Dengan dukungan yang baik ini, Nurril yakin dapat menjadikan pelaksanaan program termasuk K13 yang telah memasuki tahun keenam ini bisa sesuai dengan harapan segenap stakeholder. “Semoga ke depan semua program bisa berjalan dengan baik,” harapnya.
Syaifulloh, nara sumber, mengatakan, biarkan anak berkembang sesuai dengan kemampuan sekaligus kapasitasnya. Karena setiap mereka memiliki sesuatu yang unik dan tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lain. “Dari keunikan ini memunculkan kekuatan yang menjadi dasar untuk belajar baik di rumah maupun di sekolah,” ujarnya.
Menurutnya, keunikan ini mendapat perhatian penting pada Kurikulum 2013 (K13) agar proses belajar mengajar scientific bisa berjalan sesuai sintaks yang ada dan dapat mencapai kompetensi belajar. Ia menuturkan, hendaknya orangtua tetap memberikan motivasi ke anak dengan kalimat-kalimat positif dan membiarkan anak belajar di sekolah dengan sebaik-baiknya.
“Jangan direcoki berbagai tuntutan yang tidak masuk akal, seolah-olah orangtuanya pelaksana bersekolah dan berhadapan dengan gurunya,” tegasnya.
Ia menjelaskan, perlu perubahan mindset antara orangtua dan guru dalam pelaksanaan K13 di sekolah. Baginya, dukungan belajar di rumah dengan mengerjakan tugas bersama antara anak dan orangtua menjadi hal yang penting. “Hal itu bisa membangun kolaborasi yang kuat sehingga dapat meningkatkan kemandirian dan kejujuran sebagai bekal utama pada masa yang akan datang,” jelasnya.
Syaifulloh berharap, orangtua bisa belajar dan membelajarkan diri untuk perkembangan terbaik anak-anaknya agar mereka bisa menjadi qurrata a’yun, sebagai penyejuk jiwa dalam setiap langkah baik di sekolah maupun di rumah.
“Selain itu agar anak-anak bisa melaksanakan kewajiban sebagai umat Islam dengan baik dan benar sehingga kelak mereka bisa mendoakan dan melapangkan rezeki serta ibadah kita semua,” pesannya. (*)
Kontributor Syaifulloh.
Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post