PWMU.CO-MI Mudipat Brangsi Lamongan ini ada yang istimewa. Pertama, karena punya Pimpinan Ranting IPM. Tidak banyak SD/MI yang membentuk IPM. Bahkan di sekolah yang tergolong maju belum melibatkan murid SD/MI dalam berorganisasi.
Keberadaan IPM MI Mudipat ini mengundang penasaran Mochammad Nor Qomari SSi, kepala SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik ketika mengisi Klinik Madrasah di sini, Sabtu (21/12/2019) lalu.
”Awalnya saya gak percaya lihat di FB MI Mudipat Brangsi ada IPM. Ketika saya datang disambut oleh anak-anak berjas warna merah bata, saya tetap gak percaya. Lalu saya tanya, Mas, kamu namanya siapa? Dijawab, nama saya Ihsan. Kelas berapa? Kelas 5, jawabnya,” cerita Ari, sapaan Nor Qomari.
Dari jawaban itu, baru Ari percaya ternyata di MI Mudipat Brangsi memang benar ada IPM. ”Padahal biasanya IPM ada ketika tingkat SMP/MTs,” tuturnya.
Keistimewaan kedua, sambung Ari, punya S4 Band, kelompok anak band. Ketiga, ada tutor siswa sejawat seperti Fasha Shanda yang menampilkan Metode Tajdied saat pembelajaran Alquran di madrasah.
Lantas dia bertanya kepada Kepala MI Mudipat Sumarianto sudah berjalan berapa tahun IPM di sini. Dijelaskan, berjalan dua tahun.
Sumarianto menerangkan, IPM di madrasah ini sebagai wadah untuk belajar keorganisasian. Ada 18 anak IPM dilibatkan dalam setiap ada kegiatan. Mulai bagian perlengkapan seperti memasang bendera, menata kursi.
Bagian menerima tamu yang punya tugas menyambut bersalaman, senyum, sapa, salam, sopan dan santun. Bagian penjaga daftar hadir wali murid, bagian kosumsi bertugas memberikan snack dan minuman. Bahkan bagian Master of Ceremony (MC) juga ditangani anak IPM.
Ari menyatakan bagus peran IPM di madrasah ini. Dia tertarik membentuk IPM di Berlian School,sebutan SD Muhammadiyah 2 GKB.
”Madrasah ini sudah layak di-branding menjadi Madrasah Kader. Pertama, terus istiqomah dengan program. Kedua, tingkatkan dan beri ruang pembelajaran perkaderan IPM,” sarannya. (*)
Penulis Aulia Nur Faridah Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post