Sayangilah Anak-anakmu, maka Allah Akan Menyayangi Mereka. Sebuah renungan bagaimana hubungan anak, orangtua, dan Tuhan.
PWMU.CO – Pendidikan anak sesungguhnya adalah tanggung jawab orangtua. Orangtualah yang berperan besar dalam pembentukan karakter anak. Sementara sekolah hanyalah tempat sementara orangtua “menitipkan” anak dalam menimba ilmu dan ketrampilan.
Kenapa ada sekolah? Karena, tentu saja, ada keterbatasan orangtua dalam penguasaan banyak ilmu. Sementara sekolah bisa merekrut banyak guru. Berbagai disiplin ilmu bisa mereka dapatkan di sekolah karena sekolah bisa mengundang guru dengan spesialisasi keilmuan masing-masing.
Sebagai orangtua, jujur saya sendiri merasa berat harus mengajarkan matematika, fisika, atau akuntansi. Maka sekolah sangat membantu saya.
Tapi soal karakter anak, tentu orangtua harus punya peran besar dan tak tergantikan oleh yang lain. Sekalipun kita sudah memondokkan anak-anak. Sebab “hitam-putih” anak adalah tanggung jawab orangtua. Kitalah yang mewarnai jiwanya. Termasuk jika ada masalah dengan akhlak anak kita.
Pesan Kiai
Nah, soal hubungan orangtua dengan anak, saya jadi teringat pesan sufistik almarhum KH Saerozi, seorang kiai dari daerah Babat, Lamongan. Pesan itu saya peroleh saat menghadiri acara Haflah Akhirussanah SMP Plus Ar Rahmat Bojonegoro, tanggal 17 Juni 2011.
Berikut adalah intisari pesan yang sempat saya tangkap. Semoga bermanfaat!
- Pesan Nabi SAW: Orangtua harus menyayangi anak-anak dan anak-anak harus menghormati orangtua.
- Karena ridha Allah tergantung ridha orangtuanya: maka kasih-sayangilah anak-anakmu, niscaya Allah akan mengasih-sayangi juga anak-anakmu!
- Ibarat hubungan anakmu dengan mainannya. Saat dia masih menyukainya, maka jika ada kerusakan kau pasti ikut memperbaikinya.
- Tapi jika mainan itu sudah tak lagi dipedulikan anakmu, maka kau juga tak akan peduli pada mainan itu.
- Begitulah analogi hubunganmu dengan anakmu, dan hubungan Tuhanmu dengan anakmu.
- Jika ada masalah dengan anak-anakmu, maka jangan salahkan mereka, akan tetapi perhatikan dan tinjau ulang hubunganmu dengan kedua orangtuamu, juga hubunganmu dengan Tuhanmu!
- Sayangnya, kini banyak orangtua yang tak cukup mengasih-sayangi anak-anaknya. Bahkan itu sudah terjadi pada saat kandungan awal terdeteksi positif.
- Sebab banyak kelahiran yang disambut negatif kehadirannya oleh orangtuanya sendiri.
- Untuk anak-anakmu, bekal terpentingnya adalah ilmu dan akhlak. Tak usah kau risaukan rezekinya: rumahnya, mobilnya, pekerjannya.
- Seperti kumisnya, pasti akan tumbuh sendiri. Tak perlu kau guntingkan kumismu dan kau bagi-bagikan pada anakmu.
- Ibarat menanam padi, tak usah diodot-odot (ditarik-tarik) batangnya. Dia akan tumbuh dan berkembang dalam kuasa Ilahi.
- Begitulah anak-anakmu, tak perlu terlalu cemas dengan kondisinya. Serahkan saja pada Ilahi!
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post