Roeslan Efendi, Kepala SMP Muhammadiyah 1 Babat yang Pertama, ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan
PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 1 Babat merupakan sekolah menengah pertama Muhammadiyah tertua di Kabupaten Lamongan. Bahkan se-eks Karisidenan Bojonegoro.
Menurut Abdul Kholiq (74 tahun), pada tahun 1953 berdiri Sekolah Menengah Pertama Islam (SMP-I) yang pada saat itu masih menumpang di Madrasah At Tahdzibiyah Kauman Babat. Sekolahnya masuk pada malam hari. Madrasah Madrasah At Tahdzibiyah berdiri pada tahun 1924.
”Kemudian, pindah menempati rumah H. Sarkowi Somawihardjo, seorang tokoh Masyumi di Babat. Sekolahnya masuk sore hari. Selanjutnya menempati rumah H. Nurkasan di Jalan Raya 180 dan masuk pagi,” jelas Abdul Kholiq, tokok Muhamamdiyah Babat yang pernah adi Ketua Majelis Wakaf PCM Babat.
Melihat kondisi SMP Islam saat itu, H. Sarkowi Sumowihardjo berunding bersama pendiri lainnya seperti Mochammad Shaleh, Ruslan Efendi, Sugeng Huntoro, Chumaidi Ilham, Soenhadji Tadjam, Kiai Ramelan, Kiai Mustakim, Slamet Munawar, dan H. Nurkasan.
“Beliau-beliau berpendapat agar SMP Islam tidak berpindah-pindah dan perlu tempat belajar yang permanen,” kata Abdul Kholiq.
Selanjutnya, H. Nurkasan berinisiatif agar SMP Islam menempati tanah dan rumahnya di Jalan Raya 180 Babat, sekarang ditempati SMA Muhammadiyah I Babat. Pendapat tersebut akhirnya disepakati oleh dewan guru dan para pendiri.
”Kemudian nama SMP Islam berubah menjadi SMP Muhammadiyah Babat pada tahun 1955,” ujarnya.
Dari Jalan Raya 180, SMP Muhammadiyah 1 kemudian menempati gedung di Jalan Rumah Sakit Babat, kini menjadi SMK Muhammadiyah 5 Babat. Kemudian relokasi ke komplek Masjid Taqwa Jalan Tanggulrejo No.2 Babat sampai saat ini.
Pada awal kelulusannya, murid murid SMP Muhammadiyah 1 Babat mengikuti ujian atau bergabung dengan SMP Negeri, yang ijazahnya dikeluarkan oleh SMP Negeri di Bojonegoro. Sedangkan ijazah Muhammadiyah dikeluarkan oleh Panitia Ujian Penghabisan SMP Muhammadiyah Daerah Surabaya di Jombang.
SMP Muhammadiyah 1 Babat terdaftar pada Pimpinan Muhammadiyah Majelis Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Wilayah Jawa Timur serta dikukuhkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan dengan Piagam Pendirian Perguruan Muhammadiyah Nomor 1328/II-1/J Tm/1978, tertanggal 6 Mei 1978
Dalam perjalanannya, SMP Muhammadiyah 1 Babat telah mengalami pergantian kepemimpinan terhitung sejak mulai tahun 1953. Yaitu: Ruslan Efendi (1953-1957), Sugeng Huntoro (1957-1973), Chumaidi Ilham (1973-1975), Muhammad Thoha (1975-1980), Ngatno BA (1980-1982).
Kemudian Drs H Munasir (1982-1984), Drs Ali Mujiono (1984-1985), Drs H Najih Sa’id, M.Si. (1985-1986), Muhammad Sholeh, SH (1986-1988), Rupi’an BA (1988-1996), Drs. Shofwan Umar (1996-1999), Mustafit SPd MPd (1999-2009), Drs H Juma’in MPdI (2009-2014). Sholihah SPd (2014- Sekarang)
Riwayat Hidup
Roeslan Efendi lahir di Babat Lamongan,18 Agustus 1933. Ia putra dari Brodjoleksono dan Kasmi. Brodjoleksono adalah Kepala D Banaran, Babat. Ia aktif di Partai Masyumi dan setelah Masyumi membubarkan diri ia aktif di Parmusi sebagai bendahara.
Pendidikan yang ditempuh Ruslan Efendi adalah sekolah eakyat (SR) di Babat, SMP Negeri 1 Babat, lalu melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Sejak menjadi murid di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ia ditempa berorganisasi pelajar. Ia sempat menjadi salah satu pengurus organisasi di sekolahnya.
Setelah lulus dari SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta tahun 1952 Ruslan Efendi kembali ke Babat. Ia membantu orang tuanya berdagang dan menjadi guru.
Selain itu ia aktif mengikuti kegiatan Pemuda Muhammadiyah di Babat. Ia juga masuk klub Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan (PSHW) yang banyak pengemarnya, termasuk pemuda pemuda keturunan seperti Wely, Kang Tju, Kang Hee, dan lainnya.
Roeslan Efendi pada usia 25 tahun dijodohkan dengan Chalimah putri dari Kasrun dan Sumiati. Pernikahan itu terjadi pada Kamis legi tanggal 10 Juli 1958. Dari pernikahan ini ia dikarunia tiga anak yaitu Abdul Wahid Purnomo Eko Putro (alm), Muhammad Mulyono (alm) dan Anis Zunaizah.
Ketika SMP Muhammadiyah 1 Babat berdiri pada tahun 1953, Roeslan menjadi guru sekaligus kepala sekolah yang pertama. Saat itu usianya baru 20 tahun. Pada awal berdirinya sekolah ini muridnya sebanyak 15 anak dan 6 orang guru. Ia menjadi kepala sekolah selama lima tahun.
Roeslan Efendi yang berpostur tinggi dan berkulit kuning seperti warga keturunan. Dia sangat ramah dan halus budi pekertinya. Pembawaannya tenang dan tidak emosional. Ia sangat disukai murid-muridnya.
Berdagang Polowijo dan Sapi
Setelah tidak menjadi kepala sekolah ia hanya mengajar saja. Di samping itu ia mulai berdagang polowijo meneruskan usaha orang tuanya.
Naluri bisnis Roeslan Efendi ternyata tinggi. Setelah sukses berdagang polowijo ia merambah ke bisnis lain. Ia kemudian menjalankan bisnis jagal sapi dan berdagang sapi antarkota. Ia hampir setiap pekan mengirim sapi ke Jakarta dengan jasa kereta api jurusan Babat—Jakarta. Bisnis Roeslan Efendi tergolong sukses saat itu di Babat.
Kesuksesan Roeslan Efendi ternyata diuji Allah juga. Pada suatu hari ia mengirim sapi beberapa gerbong ke Jakarta. Sapi telah diterima oleh pemesan. Ternyata saat pembayaran dan pelunasan, mitra bisnisnya menghilang. Kerugian saat itu diperkirakan ratusan juta rupiah.
Roeslan Efendi juga aktifis GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia) salah satu sayap Pemuda Masyumi. Setelah Masyumi bubar ia merapat ke Muhammadiyah.
Pemilik nomor baku Muhammadiyah 135.695 yang terdaftar di Pimpinan Muhammadiyah Pusat tanggal 12 Juli 1956 ini aktif di Muhammadiyah Babat bersama Mochammad Shaleh perintis Muhammadiyah Babat, Ramelan, Mustakim, Mochammad Saechan, Adnan Nur Shodiq, Syafii Hasyim, A Zaenuri, Shonhadji Tajam, Marlim THS, Wasil Maksum, Moh Thoha, dan Moh Thohir.
Kenangan Anak dan Sahabat
Menurut Anis Zunaizah, putri semata wayangnya, ayahnya tidak banyak berbicara. “Bicara yang penting penting saja. Dalam kesehariannya beliau lebih banyak memberi contoh nyata,” ungkapnya.
“Bapak itu pekerja keras. Disiplin dalam menghargai waktu. Termasuk disiplin dalam beribadah menjalankan perintah Allah SWT,” kenang ibu tiga anak ini.
Suami Amrozi Mufida—pengasuh Pesantren Muhammadiyah Babat ini—menambahkan, ayahnya sangat sabar dan hampir tidak pernah marah. A”yah sangat ramah dengan setiap orang,” kata dia.
“Ia ringan tangan dan lebih suka mengerjakan pekerjaan sendiri. Selama ia bisa mengerjakan pekerjaan itu, ia tidak akan minta bantuan orang lain,” jelas aktivis Aisyiyah ini.
Chalimi (78 tahun) memberi kesaksian senada bahwa Ruslan Efendi itu dikenal sangat pendiam. Tetapi ia tidak sombong. Sangat hormat kepada yang lebih tua dan saying kepada yang lebih muda.
“Ruslan Efendi dikenal sangat dermawan. Ia pandai berdagang dan tergolong mapan hidupnya. Senyum simpulnya sangat khas,” kenang Chalimi, adik kelasnya saat di madrasah.
Setelah sakit beberapa lama karena usia lanjut Roeslan Efendi wafat dalam usia 83 tahun di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat pada tanggal 1 Juli 2016. Ia dimakamkan di Desa Karangasem, Babat Lamongan.
Semoga ia mendapat tempat terbaik di hadapan Allah Swt dan jasa baiknya tetap dikenang murid muridnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post