Tampung Kreativitas Siswa, Ikwam Berlian Sulap Dinding Sekolah, Laporan Sayyidah Nuriyah Kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Tampung Kreativitas Siswa, Ikwam Berlian Sulap Dinding Sekolah. Sepetak dinding pada sisi timur gedung Berlian School bernama ‘Wall of Creativity’ itu punya wajah baru.
Dua bunda dari bidang Pendidikan Ikatan Wali Murid (Ikwam) Berlian School—nama populer SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School) Gresik—sukses menyulapnya dalam dua pekan ini. Mereka adalah Laily Awalina Ma’rufah dan Evayanti.
Sejak Kamis (20/1/22) pagi, berbekal meteran dan pensil, Evayanti dan Laily mulai membuat sketsa di dinding putih polos itu. Bahkan, mereka memanfaatkan bangku di sana sebagai pijakan agar menjangkau dinding yang tinggi.
Seluruh proses pengerjaan, termasuk mengecat dan menata produk kreatif siswa, mereka kerjakan sendiri. Masih jelas dalam ingatan Laily, Rabu (26/1/22) pagi, mereka terkejut saat mengecek kotak pengumumpulan karya. “Ternyata sudah banyak dan penuh!” ujarnya.
Laily—sapaan akrab bunda Tsabita Aqeela Mumtaz kelas III Jepang dan Athiyya Najla Kamilia kelas VI Bromo. Sedangkan Evayanti—mengungkap, mereka terpaksa menutup pendaftaran karya karena karya yang masuk sudah banyak.
Melihat pengumpulan karya membludak, niat awal mereka yang sekadar mengecek, jadi berlanjut menempelkan di majalah dinding cantik berwarna hijau-kuning tersebut (26/1/22).
“Kami tampilkan untuk memotivasi anak-anak yang biasa berkarya. Teman-teman lain yang melihat mungkin juga termotivasi,” ungkap Evayanti, bunda Mohammad Afzal Zaydan Haqqani kelas VI Everest.
Tampung Kreativitas Siswa
Ide penyegaran Wall of Creativity ini tercetus sejak pandemi Covid-19 melanda, di mana para siswa belum boleh sekolah tatap muka. “Kita memikirkan, apa ya kira-kira program kerja bidang pendidikan yang bisa jalan,” ujar Evayanti.
Maka tercetus ide mengaktifkan mading itu untuk menampung kreativitas para siswa. “Jadi anak-anak meski nggak masuk sekolah tapi bisa mengumpulkan karya,” imbuhnya.
Sejak awal Januari 2022, mereka menyediakan kotak di pos satpam sekolah. Sebelumnya, mereka mengumumkan lewat koordinator kelas (korlas) agar siswa mengumpulkan kreativitasnya di kotak tersebut.
Evayanti menegaskan, tidak ada seleksi karya. “Biar mereka merasa karyanya dihargai,” ungkapnya.
Dia menambahkan, “Karena karya yang masuk sudah terlalu banyak, maka sebagian karya yang belum bisa dipajang sekarang disimpan untuk periode pemasangan selanjutnya.”
Baca sambungan di halaman 2:
Discussion about this post