PTS SD Mugeb Berbasis Pembelajaran Proyek, Liputan kontributor PWMU.CO Gresik Mar’atus Sholichah
PWMU.CO – Siswa kelas I SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik antusias menyambut penilaian tengah semester (PTS) II, Senin-Selasa (14-15/3/22).
Mereka membawa spidol, gunting, selotip, dan peralatan lain ke sekolah. Pelaksanaan PTS kali ini berbeda dengan biasanya. Siswa kelas I mengikuti PTS berbasis pembelajaran proyek’membuat damar kurung sebagai implementasi kurikulum sekolah penggerak yang diterapkan di SD Mugeb.
Mengangkat budaya khas Gresik, siswa diajak berkreasi secara berkelompok dengan membuat damar kurung, mulai dari mewarnai sketsa, merangkai, menempel dan menyempurnakan kerangka damar kurung hingga mempresentasikan hasil karya mereka.
Sebelum melaksanakan PTS pembelajaran proyek membuat damar kurung, siswa sudah terlebih dahulu dibekali pengetahuan tentang beragam budaya Gresik, termasuk damar kurung dan kaitannya dengan mata pelajaran yang dipelajari di sekolah.
Kepala SD Mugeb, M Nor Qomari SSi, menjelaskan bahwa PTS ini merupakan rangkaian pembelajaran dan penilaian berbasis proyek yang sudah diterapkan untuk siswa kelas I dan IV.
“Sebagai sekolah penggerak angkatan I, SD Mugeb mulai melaksanakan pembelajaran maupun penilaian berbasis proyek. Hal ini kami anggap penting untuk pengembangan karakter siswa karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (experiental learning),” ujar pria yang akrab disapa Ari ini.
Melalui proyek pembuatan damar kurung ini, lanjutnya, siswa dan siswi kelas I mengalami sendiri bagaimana bekerja sama, belajar melakukan presentasi sejak dini, juga berkreasi yang merupakan penguatan profil pelajar pancasila.
Proyek ini juga mengintegrasikan beberapa capaian pembelajaran dari beberapa mata pelajaran. Meliputi Bahasa Indonesia, PKN, Matematika, dan Seni Budaya.
Dekatkan Siswa pada Budaya Lokal
Saat diwawancarai PWMU.CO tentang alasan memilih tema kearifan lokal dalam PTS proyek ini, Ari mengatakan bahwa SD Mugeb ingin mengenalkan dan mendekatkan siswa dengan budaya Gresik, salah satunya melalui damar kurung.
“Tema yang dipilih yaitu kearifan lokal budaya Gresik. Melalui damar kurung ini bisa memberikan makna yang mendalam bagi siswa-siswi karena penting bagi mereka untuk mengenal budaya lokal sehingga mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap kota Gresik tercinta,” tambahnya.
Setelah selesai dipresentasikan, damar kurung hasil karya siswa kemudian dipasang di area ruang tunggu SD Mugeb.
Alfin Maulana Sutedja, siswa kelas I- As-Salam, mengaku senang bisa membuat damar kurung bersama teman-teman.
“Seru, buat bareng sama teman-teman,” ujarnya sambil tersenyum.
Dia juga mengaku baru kali pertama membuat damar kurung. “Baru satu kali buat damar kurung,” ujar Alfin, panggilan akrabnya.
Bersama dengan dua rekannya, Ghaitsa Zahra Adara dan Queenaya Sasikirana Ali, Alfin mempresentasikan hasil karya damar kurung di depan kelas. Mereka mendapat kesempatan pertama untuk presentasi. Mereka bertiga pun tersenyum lebar kala mendapat tepuk tangan meriah dari teman-temannya seusai presentasi. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post