Bertukar Kue, Cara Siswa SD Musix Berhalalbihalal, liputan kontributor PWMU.CO Surabaya Basirun
PWMU.CO – Memasuki hari pertama masuk sekolah, siswa SD Muhammadiyah 6 (SD Musix) Gadung Surabaya, Jawa Timur mengikuti kegiatan Halalbihalal, Selasa (2/5/2023).
Kedatangan siswa ini tidak hanya membawa tas sekolah, tetapi mereka masing-masing menenteng dua kamasan kantong kue kering, untuk berbagi bersama teman.
Kaur Ismuba Hidayatunni’mah SAg menjelaskan pada kesempatan kali ini, siswa membawa kue kering lebaran.
“Mereka akan saling bertukar kue, ini sudah menjadi tradisi sekolah kita,” katanya.
Selesai menunaikan menjalani shalat ghuha, siswa, guru, dan karyawan berkumpul di Masjid untuk berjalan halalbihalal.
“Anak-anakku, kalian dikumpulkan di masjid ini adalah untuk halalbihalal. Ikuti kegiatan ini dengan baik. Bisakah mengikuti dengan tertib?” ucapnya mewakili kepala sekolah yang berhalangan hadir.
“Bisa ustadzah..!” balas siswa serempak
“Baiklah, jika kalian bisa tertib, besok akan saya ajak nobar (nonton bareng) film Buya Hamka!” sambungnya.
“Asyiikkk….! Terima kasih ustadzah,” jawab anak-anak bersemangat.
Saling Bermaafan
Dalam materinya, Muthmaimatul Fuadah SPdI menyampaikan pesan-pesan tentang manfaat halalbihalal.
“Anak-anak, siapa yang tahu apa itu halalbihalal?” seru guru Bahasa Arab ini.
“Saya Ustadzah, saling bermaafan!” jawab siswa kelas II ICP Muhammad Zidan Al-Makkah sambil berlari merebut mic yang serasa di tangan ustadzah.
“Hebat..!” balasnya sambil mengangkat jempolnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyitir Surah al-Hujurot ayat 10, Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.
Sesama Muslim itu bersaudara, tidak boleh saling menjelekkan apalagi merendahkan. Di hadapan Allah derajat yang sama. “Hanya taqwalah yang membedakan kita,” katanya.
Kita harus bersahabat karena betaqwa kepada Allah. Jangan bertahan karena teman sekolah, karena bertetangga, dan jangan berteman karena sesama anak orang kaya. Karena kita bersaudara, maka tidak boleh membeda-bedakan.
“Apalagi sampai-sampai membentuk kelompok-kelompok atau bolo-boloan.”
“Kalau bukan kelompoknya tidak dibolo, ini sudah mendekati tindak bullying.”
Setelah mendapatkan pencerahan, siswa dikomando berbaris untuk bersalaman
“Anak-anak, silakan kalian berbaris berjalan menuju barisan ustdz-ustadzah, kemudian bersalaman sambil mengucapkan taqobbalallahu mina ya minkum,” ujar pengatur acara Annisa Herwati SPd
Anak-anakpun berbaris rapi berjalan menuju barisan guru yang telah berbaris. Di ujung barisan telah tertata rapi di atas meja kue kering. Setiap anak mengambil satu kemasan.
“Usahakan jangan mengambil kue sendiri, ya. Pilihlah kue milik teman!” Kata guru bahasa Jawa Ninik Nurfarida SPd yang berada dekat meja kue yang berada di pintu keluar masjid. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.