Gus Bupati dan istri hadiri pembukaan Musyda Aisyiyah Sidoarjo; Liputan Mahyuddin, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali SIP memberi sambutan dalam Musyda-12 Aisyiyah Kabupaten Sidoarjo di Hotel Grand Whiz, Trawas, Sabtu (6/5/23).
Bupati kelahiran 11 Februari 1991 itu hadir bersama istri Sa’adah Muhdlor Ali. Gus Muhdlor menyampaikan beberapa pesan. Pertama dia mengucapkan taqaballahu minnaa wa minkum, taqabbal ya karim, minal aidin wal faidzin.
“Apabila saya, keluarga, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam melaksanakan pembangunan, dalam melayani masyarakat ada yang kurang berkenan saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya,” ujarnya.
Kedua, lanjut dia, bahwa suksesi itu merupakan hal yang biasa, bahwa menjaga yang sudah baik lalu mengadopsi dan memberi inovasi-inovasi yang lebih baik lagi. Dia juga berharap, salah satu agenda Musyda nantinya memikirkan untuk berkontribusi membangun Kabupaten Sidoarjo. “Suksesi merupakan hal biasa, ganti orang itu biasa. Tetapi hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini,” terangnya.
Terkait stunting, lanjut dia, bahwa ada perintah Pak presiden beserta semua jajarannya per hari ini yang harus dijawab di Kabupaten Sidoarjo, yaitu terkait stunting di Sidoarjo cukup tinggi.
“Bukan karena warga Sidoarjo kurang gizi. Saya yakin ibu-ibu semua masih ingat bahwa kalau dulu makan daging kadang seminggu sekali kadang menunggu hari raya, fakta dulu stunting itu tidak ada, kecil. Fakta hari ini berkata lain karena relevansinya, situasi dan kondisinya berbeda. Polusinya tingkat tinggi, bahan pengawetnya banyak, MSG dimana-mana, dan sebagainya,” jelasnya.
Menjadi Ibu itu Mulia
Gus Muhdlor berharap, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah (NA), Muslimat, Fatayat perlu memberikan edukasi ke masyarakat, bahwa menjadi ibu merupakan hal yang mulia. “Data di Kabupaten Sidoarjo miris sekali. Ibu yang memberikan ASI eksklusif 10 persen, bahkan inisiasi menyusui dini hanya 19 persen,” paparnya.
Dia mengatakan, baik mitos dan alasannya juga banyak sekali terkait ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif. “Katakan 90 persen bekerja, saya kok rasanya tidak yakin, tidak mungkin yang melahirkan dalam satu waktu, dalam satu periode 90 persennya bekerja di pabrik. Walaupun secepatnya kita akan membuat edaran, bahwa industri di Kabupaten Sidoarjo harus menyiapkan ruang laktasi dan freezer untuk menyimpan ASI,” ungkapnya.
Tapi dia tetap tidak yakin angkanya 90 persen bekerja semua. Banyak mitos-mitos yang perlu kita jawab, banyak penjelasan-penjelasan yang perlu kita berikan. “Termasuk angka kenaikan kanker payudara yang cukup masif di kabupaten Sidoarjo,” imbuhnya.
Lebih lanjut Gus Bupati ini menjelaskan, bahwa isu stunting ini bukan tentang kurang gizi saja, tetapi juga karena dampak lingkungan yang masif, ketidaktahuan, dan edukasi yang kurang massif. Gus Muhdlor menginformasikan, bahwa satu bulan yang lalu sudah didirikan Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang jumlahnya 1603 kelompok, totalnya ada 4812 kader.
Bupati yakin ini cukup berat kecuali Asiyiyah, Muslimat, NA, Fatayat berkontribusi dan berkolaborasi dengan pemerintah Kabupaten Sidoarjo, untuk memberikan edukasi yang masif kepada semua warga Sidoarjo. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post