Sesepuh Aisyiyah Sidoarjo jadi tamu istimewa di Musyda ke-12; Liputan Darul Setiawan, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Musyda ke-12 Aisyiyah Kabupaten Sidoarjo yang digelar di Hotel Grand Whiz, Trawas, selama dua hari, Sabtu-Ahad (6-7/5/23) telah rampung.
Agenda Musyda tidak hanya menghasilkan keputusan strategis organisasi, tapi juga dalam hal kepemimpinan. Siti Zubaidah dan Ade Aviyanti diberi amanah menjadi ketua dan sekretaris dalam rapat formatur. Sebelumnnya 9 nama anggota Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sidoarjo periode 2022-2027 berhasil terjaring dalam evoting yang dilakukan 103 anggota Musyda.
Dari beberapa undangan Musyda yang dibagi menjadi anggota, peserta, serta peninjau terdapat nama Siti Alifah, dialah sesepuh Aisyiyah Kabupaten Sidoarjo. Nenek empat anak 10 cucu kelahiran 25 Desember 1939 tersebut merasa sangat bahagia, ketika diundang secara langsung oleh PDA Sidoarjo untuk hadir di acara Musyda ke-12.
“Alhamdulillah, mulai hari pertama Musyda, Sabtu (6/5/23) sudah menginap di hotel. Satu kamar dengan anak saya,” ujar Bu Alifah, sapaannya, saat diwawancarai PWMU.CO.
Aktif di Persyarikatan sejak Muda
Siti Alifah asli Surabaya, sebelum menikah aktif di Kepanduan Hizbul Wathan (HW) dan Nasyiatul Aisyiyah (NA). Usai menikah dengan Muhammad Ilham (di tempat kerja disapa Imam Effendi) pada 1960, dia aktif di Aisyiyah Cabang Bubutan. Sang suami aktif di Muhammadiyah Surabaya.
Tahun 1969 pindah ke Sidoarjo karena suaminya pindah tugas ke Dinas Pendidikan. Suaminya yang wafat pada 1988, dulunya aktivis di Pemuda Muhammadiyah sebelum di Muhammadiyah.
Sebagai sesepuh di Aisyiyah Sidoarjo, kedatangannya untuk memberikan semangat pada ibu-ibu yang akan melakukan pergantian kepemimpinan di PDA Sidoarjo. “Saya semangat,” ujar ibu yang kini menginjak usia 84 tahun tersebut.
Diundang sebagai tamu istimewa dan melihat Musyda Aisyiyah, dia sangat terharu. “Kesannya sangat-sangat terharu dan bahagia, sampai tidak bisa merasakan. Bahwa Aisyiyah tetap masih jaya dan tetap pegang amanah. Sehingga sesuai dengan panutan Perempuan Berkemajuan,” ungkap Ketua Majelis Kader PDA Sidoarjo 2005-2010 tersebut dengan mata berkaca-kaca.
Siti Alifah yang pernah menggagas Ranting Aisyiyah di Tembok Lor, Surabaya, itu kini tinggalnya di Wisma Delta 7, Sekardangan, Sidoarjo. Rumah yang ditempatinya itu adalah tempat tinggalnya bersama sang suami, yang dulu saat pindah ke Sidoarjo karena tugas dinas.
Dia juga pernah menjadi wakil ketua bersama almarhumah Hj Fatihah Munir, ketua PDA Sidoarjo periode 2000-2005. Pada periode kepemimpinan Fatihah, berdiri beberapa lembaga penting milik Aisyiyah, seperti Koperasi As-Sakinah, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) Tulangan yang kini jadi RS Aisyiyah Siti Fatimah, Sekolah Luar Biasa (SLB) Aisyiyah Krian, Porong, dan Tulangan, serta panti asuhan.
Diundang secara khusus PDA Sidoarjo untuk hadir dalam Musyda Aisyiyah, Siti Alifah menyampaikan beberapa harapannya pada PDA Sidoarjo ke depan. “Semoga kepemimpinan di periode ini lebih baik dan amanah dan sidiq-fathanah, itu yang kami harapkan. Sehingga sesuai apa yang disemboyankan di Persyarikatan, ‘Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari penghidupan di Muhammadiyah’,” pesannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.