PWMU.CO – Saat perantau dari Jakarta ikut lomba hias bekal nasi krawu diceritakan Virkyanov, mama Timofeyev Habibi kelas I Elbrus SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik.
Virky, sapaan akrabnya, ikut meramaikan lomba Agustusan di SD Mugeb, Sabtu (19/8/2023). “Kebetulan saya ada dua anak di SD Mugeb, kelas I dan III. Yang kelas III alhamdulillah sudah terisi kuota peserta lombanya,” kenangnya, Senin (21/8/2023) siang. Anak keduanya Vitamayev Hasywaza kelas III Dubai.
Sebelumnya, Virky tak mengenal partnernya (sesama perwakilan wali siswa kelas I Elbrus) pada lomba menghias nasi krawu. “Tapi kami WA setiap hari untuk diskusi ide dan perlengkapan atribut. Alhamdulillah koordinasinya juga sat-set,” terangnya.
Saat berkoordinasi, dia dan rekannya juga mendiskusikan pembagian tugas. “Mama Ghazwan bawa nasi krawu. Saya bawa pelengkap menu yang bertema merah putih seperti puding stroberi dan puding susu. Buah stroberi campur pir. Puding merah putihnya tanpa pewarna. Pakai semangka untuk warna merahnya,” imbuhnya.
Awalnya Virky mencari inspirasi dari Google model bekal bertema 17an. “Itu saya share ke mama Ghazwan. Dan ada yang menarik, waktu itu lihat WA status teman di Cilegon, nasi goreng ditutup dengan nori peta Indonesia. Terus izin mau ikutan buat peta juga karena ada lomba hias nasi krawu ini,” terangnya mengungkap asal mula ide peta Indonesia yang terbentang di atas nasi.
Tak cukup koordinasi lewat WhatsApp, mereka juga latihan di rumah sehari sebelumnya untuk membuat hiasan nasi krawu ini. “Tapi jujur hasilnya lebih bagus pas latihan. Karena saat lomba hanya diberi waktu 30 menit,” kenang Virky.
Dari pertemuan itu akhirnya ada ide baru untuk beberapa bahan yang mereka pakai. “Akhirnya pakai crabstick untuk nuansa merah putihnya juga,” jelas ibu rumah tangga ini.
Baca sambungan di halaman 2: Sesuikan dengan Tema Bekal
Discussion about this post