PWMU.CO – Cara menangani orang tersedak yang benar dan cepat dijelaskan Ketua Komite Kesehatan Bencana RS Muhammadiyah Gresik (RSMG) Sayid Shidiq SKepNs.
Sayid bertanya kepada 100 kader Nasyiah sekabupaten Gresik yang hadir di Pelatihan P3K dan Kebencanaan Rumah Tangga, “Ada yang punya pengalaman menangani orang tersedak? Bagaimana cara menjegluk yang benar?”
Pada pelatihan yang diadakan Departemen Kesehatan dan Departemen Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LHPB) PDNA Gresik itu, dia awalnya menjelaskan pengertian tersedak. “Tersedak itu kejadian di mana ada suatu benda yang menyumbat di saluran napas. Orang Jawa ngarani keselek,” terangnya.
Pria yang sehari-harinya menjadi perawat RSMG itu menekankan, “Bicara tersedak, bicara jalan napas, bicara rule of three.”
Rule of three yang pertama, manusia bisa bertahan hidup tanpa makan selama 30 hari. Hanya minum saja. “Karena tubuh manusia 70 persen air,” ungkap Sayid.
Kedua, manusia bisa bertahan hidup 30 menit di lingkungan ekstrem. “Di Gurun pasir gak pakai baju, di kutub Selatan gak pakai jaket. Itu bisa 30 menit,” sambungnya di lantai 3 Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik itu.
Ketiga, kalau tanpa oksigen, manusia cuma bisa hidup 3 menit. “Yang harus diperhatikan ketika orang tersedak, harus ditangani cepat. Maksimal 3-5 menit tertangani!” tegasnya, Ahad (3/12/2023).
Ketika ada orang tersedak, kaya Sayid, ciri-cirinya otomatis akan memegang leher. “Karena dia tahu ada sumbatan di situ. Itu sunnatullah. Secara otomatis posisi tubuhnya akan membungkuk. Belum pernah tahu saya orang tersedak mendongak,” paparnya.
Yang terjadi ketika tersedak ialah kesulitan napas dan panik. Kalau sumbatan sebagian, kata Sayid, masih bisa ditolong. “Kalau total, didatangi malaikat Izrail,” candanya bikin gerrr peserta yang kompak pakai batik nasional Nasyiatul Aisyiyah itu.
Prinsip Penanganan
Prinsip penanganan tersedak ialah menepuk punggung. “Orang Jawa ngarani njegluk. Tapi caranya harus benar biar membantu Tangannya agak gini (melengkung), ditepuk di belikat dengan jeda 1 menit. Kalau gini (melengkung) tidak sakit karena ada hambatan udara yang terperangkap di tangannya,” terangnya.
Kedua, Heimlich maneuver. Yakni melakukan tekanan di diafragma. “Di pelajaran biologi namanya taju pedang. Tangannya kalau ini harus mengepal. Tangan dominan harus di belakang. Tangan tidak dominan (power lebih sedikit), menempel perut korban. Ditempel lalu dihentakkan,” tuturnya.
Adapun penanganan untuk anak kecil yang tersedak ialah sama. “Caranya sama, hanya saja pakai 2 atau 3 jari. Nekannya badan bayi nggak boleh melumah. Agak miring, biar kalo benda asing keluar tidak tertelan lagi,” jelasnya di lantai 3 Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik.
Di akhir penjelasannya, Sayid menegaskan, yang paling penting mnecegah agar tidak tersedak. Dia lantas mengingatkan tuntunan untuk tidak berbicara saat makan. “Lebih baik mencegah daripada mengobati,” imbuhnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni