PWMU.CO – Siswa boleh pakai HP di jenjang sekolah dasar (SD) untuk keperluan pembelajaran. Begitulah Ketua Divisi Akademik Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr Raharjo MSi mengajari peserta Pelatihan Improvisasi Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka hari pertama.
“Kegiatan apa yang bikin sekolah kita terdepan dan nomor satu di kabupaten Gresik?” tanya Raharjo kepada para guru dari SD Muhammadiyah 1 dan 2 GKB (SD Mugeb dan Berlian) Gresik, Kamis (28/12/2023).
Menjawab pertanyaan retoriknya, Raharjo menegaskan, “Penting mengimplementasikan berbagai kegiatan pembelajaran kreatif yang merangsang berpikir kritis dan mengembangkan keterampilan yang relevan.”
Adapun kalau mau melakukan improvisasi, kata Raharjo, harus tahu betul apa yang akan diimprovisasi. Sama halnya seperti penyanyi yang mengimprovisasi lagu. Raharjo yakin, para guru yang hadir sudah terbiasa dan memahami Kurikulum Mereka.
Beragam ide inovasi pembelajaran pun ia ajarkan. Salah satunya, menciptakan lingkungan pembelajaran interaktif. Raharjo menerangkan, pembelajaran menarik bisa dengan mengajak siswa memanfaatkan teknologi.
Jangan Alergi Siswa Bawa HP
Pria kelahiran Surabaya, 15 Maret 1965 itu bertanya, “Kalau siswa bawa HP tapi kita yang memanajemen gimana? Bisa tidak?”
Cara mengomunikasikan ke siswa pun ia paparkan. “Anak-anak, karena keperluan pembelajaran, kita pakai HP. Silakan membuka HP. Anak-anak, mari ke halaman sekolah. Coba cari binatang lalu tulis namanya. Ini apa? Nama latinnya apa?” terang dosen yang sudah mempublikasi artikel ilmiah dalam jurnal sebanyak 289 itu.
Adapun penggunaan HP dalam konteks ini mengajarkan bagaimana memanfaatkan Google Lens untuk mengetahui apa yang ada di sekitar. “Ini namanya memanfaatkan teknologi. Jangan alergi siswanya bawa HP!” tuturnya di lantai 4 Cordoba Hall SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik.
Agar pencarian informasi lebih terarah, Raharjo kemudian mengajak para guru menggunakan lembar kerja peserta didik (LKPD). Jadi siswa menggunakan ponselnya untuk mencari informasi sesuai LKPD. “Untuk memperkaya pengalaman, belajarnya tidak pakai buku!” terangnya.
Adapun contoh konkret kegiatan kreatif berbasis Kurikulum Merdeka, menurut Raharjo, juga bisa dengan guru memfasilitasi diskusi tentang kreativitas dan bagaimana lingkungan belajar yang menarik dapat memengaruhi motivasi belajar.
Di akhir pemaparannya, Raharjo memberi tantangan kepada seluruh peserta pelatihan hari pertama yang terbagi sesuai jenjang kelas yang mereka ajar. “Njenengan harus bikin aktivitas terobosan baru selama 30 menit!” tegas Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post