PWMU.CO – Kebutuhan ruang yang memadai untuk mengembangkan industri kreatif di Muhammadiyah dirasakan mendesak.
Untuk itu, Muhammadiyah perlu membuat co-working space (ruang bersama) guna mewadahi para pelaku industri kreatif, khususnya buat anak-anak muda.
Hal itulah yang terekam dari pertemuan dua Wakil Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) PWM Jawa Timur, Agus Wahyudi dan Zainal Arifin, dengan Vincentius Surya Putra, Koordinator Kreavi, di Co-Working Space Siola, Surabaya, Kamis (16/11/2017).
Vincent menjelaskan, saat ini makin banyak institusi pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi, yang membangun co-working space. Yang terdaftar di Asosiasi Co-Working Indonesia, ada 75 co-working space di 15 kota di Indonesia.
“Kalau dihitung peningkatannya dari tahun lalu, jumlah co-working space di Indonesia meningkat 100 persen lebih,” ungkap dia.
Seperti Koridor Co-Working Space yang diresmikan pada 10 November lalu, menurut Vincent, kini menjadi jujugan baru anak-anak muda yang concern di industri kreatif. Saban hari, ratusan anak muda beraktivitas di gedung bersejarah itu.
Koridor Co-Working Space, jelas dia, dibangun menjadi tujuh blok. Masing-masing blok luasnya 11×22 meter persegi. Selama tiga bulan pembangunan, puluhan kreator dilibatkan untuk urusan konten, desain, lighting, teknologi, dan sebagainya.
“Sejak tanggal 10 November lalu, Koridor resmi buka 24 jam,” ujarnya.
Vincent juga menyebutkan, pesatnya pertumbuhan co-working space itu tak lepas dari fenomena perkembangan start-up (usaha rintisan berbasis digital). Data di Asia Tenggara, sekarang ada 7.000 start-up yang eksis. Dan, Indonesia menjadi negara yang memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi, yakni 2.000 start-up.
Hal senada disampaikan Zainal Arifin. Menurut dia, menjamurnya co-working space sejatinya sebagai alternatif dari ruang di gedung perkantoran yang sewanya relatif mahal.
“Co-working space juga diminati karena mereka bisa bekerja lebih leluasa, bertemu banyak orang, dan bisa berkolaborasi,” tegas pria yang juga pegiat medsos dan blogger itu.
Arifin menambahkan, saat ini LIK sedang mematangkan rencana untuk membuat co-working space di Kantor PWM Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV/1, Surabaya. “Insyaallah, tahun depan sudah kelar,” kata dia.
Sementara itu, Agus Wahyudi menegaskan, prospek industri kreatif sangat cerah. Sektor ini diyakini sangat menguntungkan dan tidak terpengaruh goncangan ekonomi.
“Tugas kita memediasi dan menginisiasi. Dengan adanya co-working space, kita bisa memberi kemudahan bagi kader-kader Muhammadiyah untuk berinteraksi dan berkeja melahirkan karya-karya nyata,” kata Agus. (Eko Saputro)
Discussion about this post