PWMU.CO – SD Muhammadiyah Giri (Muri) Gresik layak mendapat acungan jempol. Sebanyak 105 siswa lolos mengikuti Penyisihan Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) ke-13, Ahad (17/12/17) lalu.
Salah satu di antaranya adalah Rayya yang pagi itu mengenakan seragam hijau putihnya. Tak lupa kartu peserta, peralatan tulis, dan papan dada, semua dirapikan dan dimasukkan ke dalam tas.
“Mau ke mana Ayy, kan hari Ahad kok ke sekolah,“ tanya neneknya penuh tanya.
“Mau lomba Abuk, doakan ya,” pintanya sembari mencium tangan neneknya.
Hari itu, Rayya dan 104 siswa SD Muri lainnya bergegas menuju Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), bergabung dengan 1987 siswa lainnya yang lolos dari Tingkat Sekolah menuju babak penyisihan KMNR ke-13.
Di universitas terkemuka di Gresik ini, telah ramai calon-calon ilmuwan masa depan. Di depan meja registrasi, tampak seorang kolega bidang Kurikulum SD Muhammadiyah Manyar Rudi Purnawan SPd MPd yang juga Kepala Klinik Pendidikan Mipa (KPM) Center Gresik.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar Ustadz,“ ucap Rudi—panggilan akrabnya—saat ditanya persiapan acara.
Rudi menyampaikan setelah babak penyisihan ini, lembar jawaban dikirim ke Surabaya untuk dikoreksi dan diumumkan pada 16 Januari 2017 di Republika Online dan www.kpmseikhlasnya.com.
Sementara itu, Kepala Urusan Kurikulum SD Muri Mahfudz Efendi bersyukur siswanya banyak yang lolos seleksi sekolah.
“Alhamdulillah, tahun ini SD Muri meloloskan 105 siswa di babak penyisihan,” tuturnya di sela obrolan dengan salah satu wali siswa.
Pria yang akrab disapa Mahfudz melihat kegiatan ini direspon baik oleh penyelenggara. Terbukti dengan kerjasama Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMG.
Event yang mendatangkan siswa dari kelas 1–9 se-Kabupaten Gresik ini terasa ramai oleh stan makanan, photo booth, maupun Karawitan Surya Samudra mahasiswa PGSD UMG.
Kepada PWMU.CO, salah satu wali siswa, Bu Citra, mengaku senang dan terhibur.
“Biasa Pak, kalau nunggu gini gak ada yang dimakan atau diminum rasanya boring ya,“ ujarnya.
“Apalagi dihibur karawitannya, jadi nambah seru pak,“ imbuh Bu Wiwid, wali siswa yang kali ini meloloskan 3 putrinya sekaligus di kegiatan ini.
Berbeda halnya dengan suasana yang terlihat di ruang-ruang kelas tempat kompetisi berlangsung. Beberapa siswa tampak sibuk dengan soal-soal Olimpiade Matematika ini.
Muhammad Haikal Razzan misalnya. Siswa kelas 5 ini berharap bisa mengulang pengalamannya 2 tahun lalu yang sempat mencicipi babak final di Bogor.
“Semoga hasilnya bagus ya Pak, saya ingin kembali lolos hingga Tingkat Nasional seperti saat kelas 3 dulu,” ungkapnya.
Selamat berkompetisi! (TS)
Discussion about this post