PWMU.CO – Ternyata ada tiga macam kriteria bagi orang yang melakukan shalat. Yaitu, orang shalat tetapi belum shalat, orang yang tidak shalat, dan orang yang benar-benar shalat.
Hal itu disampaikan oleh Ahmad Syaifuddin dalam khutbah Jumat yang diselenggarakan Sekolah Pendidikan Karakter Berbasis TIK SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (16/3/18).
Wakil Kepala Sekolah Bidang Al Islam dan Kemuhammmadiyahan itu menjelaskan ciri masing-masing kriteria. “Kelompok pertama adalah orang yang melakukan shalat tetapi dia tidak tahu dan tidak mau tahu apa syarat dan rukunnya,” terangnya.
Kelompok kedua, lanjutnya, adalah orang yang meninggalkan shalat sama sekali. “Barangkali orang ini tidak perlu lagi mendapatkan sorotan lebih jauh,” kata dia.
Sedangkan kelompok ketiga, jelas Ahmad, adalah orang yang di samping tahu syarat dan rukun shalat dan mengerjakan shalat setiap waktunya, dia juga menghadirkan hatinya di hadapan Allah Azza wa Jalla,” bebernya.
Ahmad menjelaskan, shalat dan ibadah lainnya, termasuk kehidupan dan kematian, harus dipersembahakan semata-mata kepada Allah. “Ikrar inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati adalah cermin kepasrahan dan keikhlasan dari semua yang kita lakukan. Bukan saja masalah harta, kedudukan atau jabatan, hidup dan mati pun rela kita korbankan untuk menggapi keridhaan-Nya,” terangnya dalam khutbah.
Bagi kempok ketiga ini, jelas Ahmad, maka ketika rukuknya adalah cermin ketaatan dan perhambaan kepada Allah. “Dia ratakan kepala dengan badannya, sebagi simbol bahwa di antara manusia tidak ada yang rendah dan tinggi. Tidak ada yang mulia dan hina kecuali dibedakan oleh tinggi rendahnya frekuensi pengabdian kepada Allah yang Maha Suci,” ungkap dia.
Sungguh beruntung, kata Ahmad mengutip Surat Almukminun Ayat 1-2, orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusuk dalam shalatnya.
Kepada PWMU.CO, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Dwi Jatmiko SPdI menjelaskan, tujuan jamaah shalat Jumat yang siselenggarakan secara rutin di hall sekolah ini untuk membiasakan dan melatih siswa menjalankan ibadah wajib bagi lelaki itu.
“Kegiatan ini diikuti sekitar 360 siswa laki-laki dan didampingi puluhan guru. Kita berharap dengan membiasakan shalat Jumat, maka ketika lulus dari SD Muh 1 Ketelan mereka sudah terbiasa untuk menjalankannya di masjid di sekitarnya,” ungkapnnya.
Selain shalat Jumat, kata Jatmiko—panggilannya–kita juga melaksanakan shalat Dzuhur dan Ashar secara berjamaah selain shalat Dhuha khusus Kelas VI.
“Kita lanksanakan di Masjid Al Wustha Mangkunegaran karena mushala kita tidak mampu menampung mereka,” kata dia. (DJ)