PWMU.CO – Pertolongan pertama tidak hanya karena kecelakaan. Semua wajib ditolong. Karena itu menguasai teknik dasar pertolongan pertama adalah penting.
Hal ini disampaikan Kepala Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Gresik Muhammad Syafi’i dalam Hari Ulang Tahun (HUT) PMI Ke-73 di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Senin (17/9/18).
“Misal ada temannya yang sakit perut karena belum sarapan, ya wajib kita tolong. Karena itulah, adik-adik hadir di sini untuk belajar bersama tentang ilmu pertolongan pertama yang disebut juga ilmu medis dasar,” tuturnya.
Pria yang akrab disapa Pak Pi’i itu menegaskan Kader PMR Mula—istilah untuk Palang Merah Remaja SD—wajib tahu tempat hilangnya nyawa.
“Kami menyebutnya sejengkal tangan. Maksudnya, kalau kita meletakkan tangan kita di dahi, maka satu jengkal ke bawah adalah leher. Turun sejengkal lagi, bertemu dada. Lalu perut, dan kemaluan,” jelas Pak Pi’i di hadapan 82 siswa kelas V.
Jadi, sambungnya, kalau ada kecelakaan atau kejadian di sekolah yang mengenai daerah sejengkal tangan tadi, harus cepat ditolong karena daerah itu tempat hilangnya nyawa.
Dibantu tiga orang rekannya: Jauharotun Nazilah, Saiful Islam, dan Ahmad Zubaidi Firdaus, dia menjelaskan teknik mengetahui pingsan tidaknya seseorang.
“Pakai rumus ASNT. ‘Awas’, maksudnya kita panggil-panggil si korban sembari menggerakkan tangan kita di atas wajahnya. ‘Suara’, kita dengarkan apakah korban menjawab atau tidak,” jelasnya.
‘Nyeri’ maksudnya, dia melanjutkan, kita cubit agar tahu korban bisa merasakan atau tidak. Dan yang terakhir adalah ‘Tak’ respon, maksudnya jika tak ada respon dari korban, berarti dinyatakan tak sadarkan diri.
Dalam kesempatan itu, dia menanyakan pada siswa, apa yang dilakukan saat melihat temannya terjatuh dan terluka.
“Lariiiii…,” jawaban spontan dari seluruh siswa diikuti gelak tawa tim PMI Gresik.
“Lha kok lari, ya dilihat dulu bagaimana kondisinya dan kira-kira butuh obat apa. Baru ke UKS ambil peralatan, dibawa ke lokasi kejadian, dan diberikan pertolongan pertama,” ucap Pak Pi’i.
Dia menegaskan, cara mengobati luka harus dibersihkan dahulu dengan alkohol. Cara menuangkan alkohol pada kapas pun harus diperhatikan.
“Setelah itu baru diobati lukanya, ditutup, diperban atau diberi pembalut perekat atau plester. Dan yang terakhir, bila perlu dikirim ke UKS atau Puskesmas,” tegasnya.
Dalam pelatihan itu, siswa dibagi kelompok dan diberi kesempatan mempraktikkan teori yang sudah diberikan dengan berperan menjadi korban dan tim penolong. (Ria Eka Lestari)
Simak video cara mengikat mitela atau pembalut segitiga di lengan!
Discussion about this post