PWMU.CO – Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik menggelar Kajian Dakwah Islam dengan menghadirkan pendongeng Hadian Maryadi, Selasa (26/3/19). Kegiatan tersebut adalah bagian dari rangkaian acara memeringati Milad Ke-15 SDMM yang jatuh pada tangal 1 April 2019.
Kak Hardian, sapaanya, meyampaikan materi dalam dua gelombang. Untuk siswa kelas I-III diadakan pukul 13.00-14.00. Sedangkan kelas IV-V pukul 14.00-15.00.
Pada kesempatan ini, Kak Hadian mengangkat cerita tentang dua Sahabat Nabi Muhammad yang tersohor yaitu Abdurrahman bin Auf dan Khalid Bin Walid.
“Beliau (Abdurrahman bin Auf) ketika hijrah ke Madinah tidak punya apa-apa. Dan ketika Rasulullah mempersaudarakan dengan sahabat Anshar, Abdurrahaman berkata, ‘Wahai sabahatku aku hanya pinjam saja uang kepadamu dan tunjukkan saya pasar, nanti di situ aku akan berdagang’,” kata penutur kisah sahabat asal Yogyakarta ini.
Dengan intonasi dan gerakan yang menggugah imajinasi, Kak Hadian melanjutkan ceritanya. Para siswa pun terlihat terpukau dengan kisah sahabat yang dikenal kaya raya saat itu.
“Istrinya yang baik hati berkata pada suaminya, ‘Wahai suamiku bagaimana kalau harta kita dibagi menjadi tiga’,” kisah Kak Hadian.
Harta pertama untuk dizakatkan, bagian kedua untuk dibagikan ke fakir miskin dan bagian ketiga untuk dipinjamkan ke orang-orang Madinah dengan pinjaman yang panjang masanya, tidak terburu-buru untuk minta kembali dan tanpa bunga. “Pinjam seribu dikembalikan seribu,” ucapnya.
Antusiasme siswa SDMM bertambah dengan adanya kuis yang diberikan Kak Hadian kepada mereka. Isinya pertanyaan seputar kisah yang diceritakan tersebut.
Ditemui oleh PWMU.CO usai acara Kak Hadian mengungkapkan tujuan adanya dakwah bil kisah yakni dakwah dengan menyampaikan kisah nyata seputar Sahabat atau tokok pejuang islam. “Agar mereka (anak-anak) mengenal tokoh Islam terdekat mereka. Bagaimana pangeran Diponegoro, Jenderal Soedirman bahkan Bung Tomo yang banyak diulas di pelajaran sejarah. “Tapi melalui kisah kita kuatkan bagaimana religinya,” ungkapnya.
Dia mengatakan, bagaimana agar semangat pekik Allahuakbar Bung Tomo bisa menular ke anak-anak. Menurut pria kelahiran Bandung ini, kisah-kisah tersebut mulai pudar di kalangan anak-anak zaman sekarang. (ZAW)
Discussion about this post