PWMU.CO-Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Malang mengadakan Pengajian Ramadhan 1440H bertempat di Aula Gedung Dakwah, Kamis (30/5/2019).
Acara ini dihadiri oleh seluruh Pimpinan Aisyiyah mulai dari level ranting, cabang, dan daerah serta guru yang mengajar di perguruan Aisyiyah.
Pembicara disampaikan oleh Taufik Kusuma. Dia membeberkan pentingnya mengetahui dan memahami ideologi Muhammadiyah.
”Sangat penting mengetahui dan memahami apa itu ideologi Muhammadiyah,” paparnya mengawali materi. ”Apalagi yang menjadi pimpinan, maupun yang bekerja di amal usaha Muhammadiyah dan Aisyiyah,” sambungnya.
Menurut mantan ketua PDM Kota Malang ini ada beberapa latar belakang tentang pentingnya memahami ideologi Muhammadiyah. Pertama, adanya pengaburan antara ideologi Muhammadiyah dengan ormas lain.
”Kedua, tidak sedikit warga Muhammadiyah memilih berpikir dan berjuang di ormas lain. Ketiga, penggunaan cara dan simbol orang lain menjadi lumrah,” tuturnya.
Dari ketiga point tersebut, ketua Forum Komunikasi antar Umat Beragama ini menjelaskan, kebanyakan warga Muhammadiyah dan Aisyiyah lebih memilih untuk kagum pada ormas lain.
Mengutip joke yang pernah populer di tengah masyarakat, ia menggambarkan kondisi tersebut. ”Biasanya mereka berpikir rumput tetangga lebih asyik,” katanya sambil menampilkan slide.
”Harusnya kan bisa berpikir dan lantang berbicara rumput gue lebih asyik,” tandasnya yang disambut tawa hadirin.
Muhammadiyah dan Aisyiyah itu besar, sambung dia, meski secara kuantitas jumlah anggota lebih besar ormas sebelah. Mimpi dan cita-cita sangatlah besar.
Ia mengatakan, sejak berdirinya Muhammadiyah di Indonesia merupakan perjuangan tentang ideologi. ”Maka sangatlah penting bagi kita semua, untuk menjaga ideologi ini. Karena kalau tidak, ideologi ormas bahkan negara lain sedang mengintai untuk menggantikan,” ujarnya.
Menurutnya, latar belakang keempat adalah kesukaan meminjam milik orang lain sehingga menumbuhkan cinta pada milik orang lain dan benci pada milik sendiri, sehingga takut menunjukkan identitas.
Latar belakang yang terakhir adalah berkembangnya gerakan Islam kontemporer yang memoles dirinya tampak memikat, meski sebenarnya tidak cantik.
”Ancaman bagi Muhammadiyah sendiri adalah memudarnya semangat berorganisasi menjadi lemah. Kondisi ini akan mengakibatkan ormas non Muhammadiyah mudah mengambil aset dan kekayaan Muhammadiyah,” tandasnya. (Moh. Anis)