PWMU.CO – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Gresik mengadakan Musyawarah Kerja Daerah (Musykerda) di SMA Muhammadiyah 1 Gresik, Ahad (30/6/19). Mengusung tema ‘Penguatan Dakwah Digital Nasyiatul Aisyiyah di Kabupaten Gresik’, Musykerda kali ini menghadirkan Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni.
Di awal pemaparannya, ia menanyakan jumlah gadget yang dimiliki peserta. Hasilnya, tidak ada peserta yang membawa 3 gadget, 8 peserta membawa 2 gadget, sisanya membawa 1 gadget, dan tidak ada peserta yang tidak membawa gadget. “Inilah salah satu ciri kehidupan di era digital,” ujarnya kepada 84 peserta Musykerda dari 11 Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) se-Kabupaten Gresik.
Ia lalu memaparkan data pengguna internet di Indonesia yang mencapai 54,68 persen dari 262 juta penduduk. “Artinya ada sebanyak 143 juta pengguna internet,” ungkapnya. Dalam slide yang ditampilkan, Fatoni, sapaannya, menjelaskan pengguna internet tahun 1998 masih 0,5 juta, sampe tahun 2017 sebanyak 143 juta orang. “Tahun 2018 sebanyak 171,18 juta. Artinya terjadi penambahan 27 juta setahun. Luar biasa,” jelasnya mengutip data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
Fatoni lalu meminta peserta membuka Google melalui gadget masing-masing. Ia lalu memandu peserta menuliskan Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiyah) di kolom pencarian dan meminta peserta melihat apa yang muncul. Ternyata, ada banyak tulisan dan gambar Nasyiyah yang tampak.
Setelah itu, ia meminta peserta menuliskan kata kunci lain tentang Nasyiyah, seperti Nasyiyah Jawa Timur, Nasyiyah Kabupaten Gresik, ramah anak, dan Pashmina. Ternyata, nama Nasyiyah tidak muncul dalam pencarian Google dengan kata kunci ramah anak dan Pashmina. “Ini berarti dakwah digital Nasyiah masih belum kuat,” tegasnya.
Jadi, kegiatan Nasyiah di sini, kata dia, meskipun dibatasi dinding, kalau kita sebarkan maka akan menyebar luas. Menurutnya, dunia digital itu adalah prinsip khalidina fi ha abada. “Kalau kita tulis dakwah di situ maka pahalanya akan abadi. Jejak digital itu tidak terhapuskan. Siapa yang berbuat baik dan terekam di dunia digital maka ia akan dikenang terus menerus,” tuturnya.
Karena itu, lanjutnya, penting bagi Nasyiah menguasai dunia digital, salah satunya dengan cara yang paling mudah yaitu dengan membagikan foto atau video kegiatan. “Cara lain bisa dengan menulis dan diupload ke media sosial. Bisa di Facebook, Twitter, atau web pribadi misalnya. Atau yang akan bentuk berita bisa dkirim ke PWMU.CO,” sarannya.
Ia menambahkan, kalau Nasyiah pernah menulis ramah anak, misalnya, dan ada orang yang mencari tentang itu di Google, maka pasti akan muncul. “Entah ke berapa. Tapi kalau beritanya itu viral dan kita viralkan, maka akan gampang munculnya, di atas,” ujarnya.
Anggota Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik itu meyakinkan semua peserta bisa memotret, membuat video, bahkan menulis. “Semua bisa menulis curahan hati. Semua bisa menulis pendapatnya. Dan tentu saja semua bisa menulis berita. Caranya apa? Ya ditulis,” kata dia disambut tawa peserta.
Ia menegaskan, menulis itu dengan mengubah bahasa lisan menjadi bahasa tulis. Pria asal Lamongan itu kemudian meminta peserta bercerita. Salah satu peserta dari PCNA Ujung Pangkah Nur Izzah mengajukan diri dan menceritakan perjalanannya berangkat Musykerda. Peserta lain dari PCNA Duduk Sampeyan juga menceritakan materi dakwah digital.
Bagi ayah lima anak itu, untuk bisa menjadi penulis yang baik harus mau belajar dengan berbuat. Fatoni mengingatkan peserta tentang unsur sebuah berita, yaitu penting, aktual, menarik, faktual, akurat, dan lengkap. Ia juga menunjukkan beberapa berita Nasyiah yang telah dimuat di pwmu.co.
Acara ini diakhiri dengan pemberian tugas menulis berita tentang seminar dan Musykerda, serta pembagian hadiah bagi penulis berita terbaik yang akan diterbitkan di PWMU.CO. (Esti/Anya/Vita)