• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Rabu, September 27, 2023
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Headline

Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

Rabu 23 Desember 2020 | 07:08
5 min read
323.9k
SHARES
1M
VIEWS
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo (Tangkapan Layar Zoom Syahroni Nur Wachid/PWMU.CO)

Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo dan tokoh Islam lainnya. Urusan politik adalah muamalah diniawiah, karena itu terbuka jalan ijtihad.

PWMU.CO – Mr Kasman Singodimedjo diabadikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Namanya menjadi salah satu aula di FISIP UMJ: Auditorium Mr Kasman Singodimedjo, yang diresmikan Selasa (22/12/2020).

Selain itu, bukunya yang berjudul Hidup Itu Berjuang: Kasman Singodimedjo Ke-116 Tahun, kembali diterbitkan sekaligus diluncurkan dan didiskusikan.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir MSi hadir sebagai keynote speech. Dia menyampaikan kiprah perjuangan dan jejak Kasman Singodimedjo. Sebagai tokoh Muhammadiyah, tokoh pergerakan Indonesia, dan tokoh Nasional.

“Penghargaan itu tentu tidak seberapa dari jejak Pak Kasman yang sedemikian rupa. Baik dalam pergulatan politik, dalam perjuangan kemerdekaan, maupun dalam pemikiran sampai pada langkah-langkah beliau menjadi suri tauladan bagi kita sebagai generasi muda muhammadiyah dan generasi bangsa,” ujarnya.

Menurutnya Kasman merupakan satu rangkaian perjuangkan tokoh-tokoh Muhammadiyah sebagai Pahlawan Nasional. Ada Ki Bagus Hadikusumo (2015), Kasman Singodimedjo (2018), dan Abdul Kahar Muzakir (2019).

Haedar menceritakan, dari ketiga tokoh ini yang agak alot perjuangannya sebagai Pahlawan Nasional adalah Kasman. “Allahuyarham Pak Fatwa sampai beliau meninggal tahun 2017, sampai tidak sempat menyaksikan penganugrahan ini,” ujarnya. AM Fatwa adalah salah satu tokoh yang memperjuangkan gelar itu.

Menurut dia, ada kendala birokrasi di Purworejo, Jawa Tengah yang tidak berani merekomendasikan Kasman karena dia pernah dipenjara karena pidana politik. “Sampai kita sempat bertemu Sultan Hamengkubuwono X. Sultan memberi solusi waktu itu diusulkan dari DIY saja agar lebih leluasa karena pak kasman sempat tinggal di Yogya,” jelasnya.

Tapi, belum sampai opsi itu dilaksanakan, Haedar—dengan masukan beberapa pihak—langsung menyampaikan permasalah itu ke Presiden.

“Baik untuk Ki Bagus maupun Pak Kahar. Dan saya sampaikan kesulitannya seperti itu. Waktu disampaikan jika tidak ada keberanian dari Presiden maka SK Pahlawan ini tidak akan pernah keluar. Saya sampaikan begitu. Alhamdulillah tidak lama kemudian seminggu dari itu disampaikan insyaallah Pak Kasman akan dikeluarkan SK-nya,” terangnya.

Haedar mengatakan, itulah dinamika hidup yang penuh warna, yang dijalani oleh setiap tokoh. “Tentu punya ceritanya sendiri-sendiri. Tetapi ala kulli hal bahwa negara sudah secara sah mengakui Ki Bagus, Pak Kasman, dan Kahar Mudzakkir sebagai Pahlawan Nasional,” ungkapnya.

“Bagi ketiga beliau, keluarga, dan bagi kita secara substantif beliau tidak memerlukan itu. Tetapi bagi kepentingan generasi bangsa dan kepentingan negara dan sejarah gelar Pahlawan Nasional itu menjadi sesuatu yang penting,” tambahnya.

Itu artinya, negara telah mengakui perjalanan, jejak, dan perjuangan para tokoh nasional. “Dan alhamdulillah dari rangkaian Muhammadiyah, sudah ada 15 tokoh yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional,” ungkap dia.

Ijtihad Politik

Haedar menjelaskan secara umum tokoh-tokoh Muhammadiyah punya integritas yang tinggi, meskipun memiliki artikulasi yang berbeda satu sama lain. Tapi semuanya memperjuangkan prinsip-prinsip keislaman dalam berbangsa dan bernegara. Juga prinsip-prinsip kemanusiaan.

“Nilai-nilai ini yang mestinya kita gali, kita reproduksi bagi anak-anak muda bahwa perjuangan itu tidak instan. Dan ada banyak dinamika di dalam berjuang,” tegasnya.

Menurut Haedar buku Kasman ini penting untuk dibaca ini karena sangat cocok menggambarkan sebuah perjuangan hidup, yang dalam Islam disebut jihad fi sabilillah.

Dia menegaskan, jihad fi sabilillah itu merupakan jalan yang berada dalam keridhaan Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjaga prinsip Islam dalam kehidupan.

“Jihad itu bisa dengan amwal (harta), dengan anfus (jiwa), dengan ilmu dan lain sebagainya. Karena itu para generasi muda sekarang mengikuti jejak Pak Kasman sebagai tokoh bangsa, tokoh Muhammadiyah, adalah dengan ilmu, dengan pemikiran, dengan perjuangan lain,” pesannya.

Haedar melanjutkan, “Kita bisa meneruskan apa yang telah dirintis oleh tokoh besar ini dan sudah menjadi torehan sejarah yang kuat di tubuh umat Islam. Bagaimana Pak Kasman bersama tokoh-tokoh lain kemudian ‘membujuk’ Ki Bagus untuk setuju dalam perubahan tujuh kata (Piagam Jakarta).”

Menurut dia, persetujuan itu—baik dari Ki Bagus dan tokoh yang lain—bukan karena keterpaksaan tapi sebuah ijtihad untuk mengutamakan yang terpenting dari yang penting.

“Situasi satu hari baru merdeka, baru proklamasi. Kemudian kita ingin menjaga keutuhan bangsa. Akhirnya Ki Bagus juga bersedia. Tetapi persetujuan itu bukan tanpa pemikiran yang mendasar karena dari tujuh kata yang bersifat syariah menjadi satu rangkain kata Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi prinsip tauhid bagi umat Islam,” terangnya.

“Waktu itu memang kompromi dengan Bung Hatta sekitar 15 menit sebelum sidang BPUPKI yang Pak Kasman menjadi anggota tambahan. Saya pikir karena ada titik temu, Ki Bagus membawa kata prinsip tauhid di dalam kata Ketuhanan, lalu Bung Hatta mencari formula dengan bahasa yang Maha Esa yang bisa diterima oleh banyak pihak secara inklusif. Titik temu ini saya pikir menjadi down agreement yang kuat sampai sekarang ini,” jelasnya.

Haedar menjelaskan jika Muhammadiyah merumuskan pesan dan mengambil keputusan pada Muktamar ke-47 di Makassar tahun 2015 tentang Negara Pancasila Darul Ahdi wa Syahadah, sebenarnya titik tolak dari aspek sejarah dan substansi kompromi yang dipelopori oleh Kasman dan Ki Bagus ini. “Dan ini bukan kehilangan namun sebagai hadiah terbesar ummat Islam untuk bangsa dan negara,” tegasnya.

“Ada nilai-nilai negosiasi, tapi ada prinsip, lalu ada fleksibelitas. Itu penting juga menjadi cara berpikir kita di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena wilayah muamalah duniawiah itu memang spektrumnya dari alfa sampai beta, bahkan dari A sampai Z,” pesannya.

Menurut Haedar urusan muamalah duniawiah—termasuk urusan berbangsa dan bernegara—bukan merupakan pilihan-pilihan yang sempit dan hitam putih. “Itu areanya muamalah duniawiah, di mana Ki Bagus, Pak Kasman dan tokoh-tokoh Islam itu memegang prinsip-prinsip keislaman tetapi juga kemudian bernegosiasi urusan kebangsaan dan kenegaraan dengan prinsip muamalah duniawiah,” tegas dia.

Menurut Haedar pola politik urusan muamalah duniawiah itu tidak ada yang absolut, qad’i, dan tunggal. Selalu ada jalan ijtihad. Karena itu dia berharap agar tokoh-tokoh muda yang menggeluti politik Islam untuk tetap menjaga relasi keislaman dan keindonesiaan, seperti yang ditunjukkan Ki Bagus, Kasman, dan para tokoh Islam yang lain. Tapi pada saat yang sama juga terbuka untuk ijtihad politik ke depan.

“Tugas kita sekarang adalah bagaimana ide-ide yang cemerlang dan ijtihad politik ataupun bangsa termasuk Pak Kasman itu kemudian diformulasikan. Mungkin juga perlu reformulasi dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan, yang perubahan zaman terjadi saat ini dan ke depan,” jelasnya

“Untuk 20-30 tahun ke depan politik Islam di Indonesia dengan lanscape perubahan yang terjadi saat ini dan peta sosiolologi politik Islam saat ini itu perlu di reformulasi. Kalau hanya copy paste dari Islamisme masa lampau menurut saya tidak cukup memadai mana yang masa lampau itu diambil prinsip dasarnya tapi formulasi strategi kemudian ekspresi dan artikulasi perlu ada pembaharuan juga,” jelasnya. (*)

Penulis Syahroni Nur Wachid. Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Abdul Kahar MuzakkirHaedar NashirKasman SingodimedjoKi Bagus HadikusumoPiagam JakartaSyahroni Nur WachidTujuh Kata
SendShare129551Tweet80970Share
ADVERTISEMENT
Previous Post

Mitos Bangsa Yahudi yang Disebut Unggul, Faktanya Begini

Next Post

Sandiaga Uno, Menuju Nasional Monolitik Sistem

Related Posts

Ketua DPD RI Serahkan Naskah Akademik Proposal Kenegaraan ke PP Muhammadiyah

Selasa 26 September 2023 | 15:17
149

Dari kiri: LaNyalla Mattlitti, Haedar Nashir, dan Anwar Abbas (Biro Pers, Media, dan Informasi Ketua...

Khotbah Nikah, Haedar Nashir Prihatin Publikasi Pernikahan Sesama Jenis

Minggu 17 September 2023 | 21:14
648

Khutbah nikah yang disampaikan Haedar Nashir dalam pernikahan Sulthon-Elly. Khotbah Nikah, Haedar Nashir Prihatin Publikasi...

PM Malaysia dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Bertemu, Bicarakan Masalah Ini

Selasa 5 September 2023 | 13:59
631

Anwar Ibrahim, kiri, menerima cendera mata dari Haedar Nashir. PWMU.CO - PM Malaysia Dato’ Seri Anwar...

Menyambut 78 Tahun Indonesia Merdeka, Haedar Nashir Sampaikan Empat Pesan

Kamis 17 Agustus 2023 | 05:55
1.5k

Haedar Nashir PWMU.CO - Menyambut 78 tahun Indonesia Merdeka, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir...

Empat Pesan Haedar Nashir untuk Muktamirin Hizbul Wathan

Kamis 27 Juli 2023 | 17:09
309

Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir memberi amanat muktamar melalui video (Tangkapan layar Alfain Jalaluddin Ramadlan/PWMU.CO)...

Lima Harapan Haedar Nashir pada Nasyiatul Aisyiyah di Milad Ke-95

Sabtu 15 Juli 2023 | 21:26
118

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi menyampaikan amanat untuk Nasyiatul Aisyiyah. (Istimewa/PWMU.CO)...

Haedar Nashir Dorong MPI Bisa Mendinamisasi Hidup di Era Revolusi IT

Sabtu 15 Juli 2023 | 08:54
233

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir MSi hadir sebagai keynote...

Menjiwai Piagam Jakarta

Sabtu 24 Juni 2023 | 06:44
97

Daniel Mohammad Rosyid Menjiwai Piagam Jakarta oleh Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar ITS dan pendiri...

Pejabat Cawe-Cawe dalam Pemilu Dikritik Muhammadiyah

Jumat 23 Juni 2023 | 13:26
234

Haedar Nashir dan Abdul Mu'ti jumpa pers dengan wartawan di Jakarta. (mor) PWMU.CO – Pejabat...

Kunjungan Balasan PP Muhammadiyah ke PBNU Bahas Isu Strategis

Kamis 25 Mei 2023 | 21:30
431

Kunjungan Balasan PP Muhammadiyah ke PBNU Bahas Isu Strategis. Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Juara Porprov, Atlet Muay Thai Smamsatu Mewakili Jatim di PON 2024

    26086 shares
    Share 10434 Tweet 6522
  • Business Day dan Hizbul Wathan Yel-Yel Competition Meriah Mugres

    9105 shares
    Share 3642 Tweet 2276
  • Kelas Internasional Smamsatu Outdoor Activity di Wagos

    3894 shares
    Share 1558 Tweet 974
  • Spemutu Gelar Screening Kesehatan

    1605 shares
    Share 642 Tweet 401
  • Dari Madrasah Ini Lahir Tokoh Muhammadiyah Jatim

    1451 shares
    Share 580 Tweet 363
  • Pengukuhan PCM dan PCA Se-Surabaya, Ketua PDM Beberkan Tiga Proyek Besar

    1428 shares
    Share 571 Tweet 357
  • Rakerpim Nasyiah Gresik, Prinsip Kepemimpinan Ini Dikenalkan

    2290 shares
    Share 916 Tweet 573
  • Santri PEM Gondanglegi Juara Robotik Internasional di China

    2325 shares
    Share 930 Tweet 581
  • Mengintip Serunya Siswa SDMM Belajar Budaya Jepang 

    613 shares
    Share 245 Tweet 153
  • Cerita di Balik Terpilihnya Ketua PCA Sangkapura Periode 2022-2027 

    562 shares
    Share 225 Tweet 141

Berita Terkini

  • Siswa SD Muhammadiyah PK Banyudono PPL ke Bank SampahRabu 27 September 2023 | 11:08
  • Parade Doa di Pernikahan Tokoh Muhammadiyah, Ini TeksnyaRabu 27 September 2023 | 11:03
  • Kecintaan Kami pada Muhammadiyah Jangan Diragukan Rabu 27 September 2023 | 10:25
  • Gandeng Modin, Siswa Mamsaka Praktik Pemulasaraan JenazahRabu 27 September 2023 | 10:14
  • Sampah plastik
    Sampah Plastik Jadi Barang Bermanfaat Karya Anak SDRabu 27 September 2023 | 10:10
  • Presiden Buka Jambore Nasional Dai Desa Madani Parmusi Rabu 27 September 2023 | 09:55
  • Smala Dukun Membangun Ruang Kelas Baru Rabu 27 September 2023 | 09:13
  • Kurangi Sampah, Musyda Nasyiah Jember Tanpa Banner
    Kurangi Sampah, Musyda Nasyiah Jember tanpa BannerRabu 27 September 2023 | 09:04
  • Finalis Miss Cilik Jatim 2023, Siswa SD Mugeb PrakarantinaRabu 27 September 2023 | 08:55
  • Pendapatan Entrepreneur for Charity SDMM MelejitRabu 27 September 2023 | 06:06
ADVERTISEMENT

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In