SD Muhammadiyah 4 Surabaya SD Muhammadiyah 4 Surabaya SD Muhammadiyah 4 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Minggu, Juli 13, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Headline

Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

Senin 16 Desember 2024 | 14:51
in Headline, Kabar
1.1M 11.4k
0
363.8k
SHARES
1.1M
VIEWS
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
ADVERTISEMENT
Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo (Istimewa/PWMU.CO)

Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo dan tokoh Islam lainnya. Urusan politik adalah muamalah diniawiah, karena itu terbuka jalan ijtihad.

PWMU.CO – Mr Kasman Singodimedjo diabadikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Namanya menjadi salah satu aula di FISIP UMJ: Auditorium Mr Kasman Singodimedjo, yang diresmikan Selasa (22/12/2020).

Selain itu, bukunya yang berjudul Hidup Itu Berjuang: Kasman Singodimedjo Ke-116 Tahun, kembali diterbitkan sekaligus diluncurkan dan didiskusikan.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir MSi hadir sebagai keynote speech. Dia menyampaikan kiprah perjuangan dan jejak Kasman Singodimedjo. Sebagai tokoh Muhammadiyah, tokoh pergerakan Indonesia, dan tokoh Nasional.

“Penghargaan itu tentu tidak seberapa dari jejak Pak Kasman yang sedemikian rupa. Baik dalam pergulatan politik, dalam perjuangan kemerdekaan, maupun dalam pemikiran sampai pada langkah-langkah beliau menjadi suri tauladan bagi kita sebagai generasi muda muhammadiyah dan generasi bangsa,” ujarnya.

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Menurutnya Kasman merupakan satu rangkaian perjuangkan tokoh-tokoh Muhammadiyah sebagai Pahlawan Nasional. Ada Ki Bagus Hadikusumo (2015), Kasman Singodimedjo (2018), dan Abdul Kahar Muzakir (2019).

Haedar menceritakan, dari ketiga tokoh ini yang agak alot perjuangannya sebagai Pahlawan Nasional adalah Kasman. “Allahuyarham Pak Fatwa sampai beliau meninggal tahun 2017, sampai tidak sempat menyaksikan penganugrahan ini,” ujarnya. AM Fatwa adalah salah satu tokoh yang memperjuangkan gelar itu.

Menurut dia, ada kendala birokrasi di Purworejo, Jawa Tengah yang tidak berani merekomendasikan Kasman karena dia pernah dipenjara karena pidana politik. “Sampai kita sempat bertemu Sultan Hamengkubuwono X. Sultan memberi solusi waktu itu diusulkan dari DIY saja agar lebih leluasa karena pak kasman sempat tinggal di Yogya,” jelasnya.

Tapi, belum sampai opsi itu dilaksanakan, Haedar—dengan masukan beberapa pihak—langsung menyampaikan permasalah itu ke Presiden.

“Baik untuk Ki Bagus maupun Pak Kahar. Dan saya sampaikan kesulitannya seperti itu. Waktu disampaikan jika tidak ada keberanian dari Presiden maka SK Pahlawan ini tidak akan pernah keluar. Saya sampaikan begitu. Alhamdulillah tidak lama kemudian seminggu dari itu disampaikan insyaallah Pak Kasman akan dikeluarkan SK-nya,” terangnya.

Haedar mengatakan, itulah dinamika hidup yang penuh warna, yang dijalani oleh setiap tokoh. “Tentu punya ceritanya sendiri-sendiri. Tetapi ala kulli hal bahwa negara sudah secara sah mengakui Ki Bagus, Pak Kasman, dan Kahar Mudzakkir sebagai Pahlawan Nasional,” ungkapnya.

“Bagi ketiga beliau, keluarga, dan bagi kita secara substantif beliau tidak memerlukan itu. Tetapi bagi kepentingan generasi bangsa dan kepentingan negara dan sejarah gelar Pahlawan Nasional itu menjadi sesuatu yang penting,” tambahnya.

Itu artinya, negara telah mengakui perjalanan, jejak, dan perjuangan para tokoh nasional. “Dan alhamdulillah dari rangkaian Muhammadiyah, sudah ada 15 tokoh yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional,” ungkap dia.

Ijtihad Politik

Haedar menjelaskan secara umum tokoh-tokoh Muhammadiyah punya integritas yang tinggi, meskipun memiliki artikulasi yang berbeda satu sama lain. Tapi semuanya memperjuangkan prinsip-prinsip keislaman dalam berbangsa dan bernegara. Juga prinsip-prinsip kemanusiaan.

“Nilai-nilai ini yang mestinya kita gali, kita reproduksi bagi anak-anak muda bahwa perjuangan itu tidak instan. Dan ada banyak dinamika di dalam berjuang,” tegasnya.

Menurut Haedar buku Kasman ini penting untuk dibaca ini karena sangat cocok menggambarkan sebuah perjuangan hidup, yang dalam Islam disebut jihad fi sabilillah.

Dia menegaskan, jihad fi sabilillah itu merupakan jalan yang berada dalam keridhaan Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjaga prinsip Islam dalam kehidupan.

“Jihad itu bisa dengan amwal (harta), dengan anfus (jiwa), dengan ilmu dan lain sebagainya. Karena itu para generasi muda sekarang mengikuti jejak Pak Kasman sebagai tokoh bangsa, tokoh Muhammadiyah, adalah dengan ilmu, dengan pemikiran, dengan perjuangan lain,” pesannya.

Haedar melanjutkan, “Kita bisa meneruskan apa yang telah dirintis oleh tokoh besar ini dan sudah menjadi torehan sejarah yang kuat di tubuh umat Islam. Bagaimana Pak Kasman bersama tokoh-tokoh lain kemudian ‘membujuk’ Ki Bagus untuk setuju dalam perubahan tujuh kata (Piagam Jakarta).”

Menurut dia, persetujuan itu—baik dari Ki Bagus dan tokoh yang lain—bukan karena keterpaksaan tapi sebuah ijtihad untuk mengutamakan yang terpenting dari yang penting.

“Situasi satu hari baru merdeka, baru proklamasi. Kemudian kita ingin menjaga keutuhan bangsa. Akhirnya Ki Bagus juga bersedia. Tetapi persetujuan itu bukan tanpa pemikiran yang mendasar karena dari tujuh kata yang bersifat syariah menjadi satu rangkain kata Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi prinsip tauhid bagi umat Islam,” terangnya.

“Waktu itu memang kompromi dengan Bung Hatta sekitar 15 menit sebelum sidang BPUPKI yang Pak Kasman menjadi anggota tambahan. Saya pikir karena ada titik temu, Ki Bagus membawa kata prinsip tauhid di dalam kata Ketuhanan, lalu Bung Hatta mencari formula dengan bahasa yang Maha Esa yang bisa diterima oleh banyak pihak secara inklusif. Titik temu ini saya pikir menjadi down agreement yang kuat sampai sekarang ini,” jelasnya.

Haedar menjelaskan jika Muhammadiyah merumuskan pesan dan mengambil keputusan pada Muktamar ke-47 di Makassar tahun 2015 tentang Negara Pancasila Darul Ahdi wa Syahadah, sebenarnya titik tolak dari aspek sejarah dan substansi kompromi yang dipelopori oleh Kasman dan Ki Bagus ini. “Dan ini bukan kehilangan namun sebagai hadiah terbesar ummat Islam untuk bangsa dan negara,” tegasnya.

“Ada nilai-nilai negosiasi, tapi ada prinsip, lalu ada fleksibelitas. Itu penting juga menjadi cara berpikir kita di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena wilayah muamalah duniawiah itu memang spektrumnya dari alfa sampai beta, bahkan dari A sampai Z,” pesannya.

Menurut Haedar urusan muamalah duniawiah—termasuk urusan berbangsa dan bernegara—bukan merupakan pilihan-pilihan yang sempit dan hitam putih. “Itu areanya muamalah duniawiah, di mana Ki Bagus, Pak Kasman dan tokoh-tokoh Islam itu memegang prinsip-prinsip keislaman tetapi juga kemudian bernegosiasi urusan kebangsaan dan kenegaraan dengan prinsip muamalah duniawiah,” tegas dia.

Menurut Haedar pola politik urusan muamalah duniawiah itu tidak ada yang absolut, qad’i, dan tunggal. Selalu ada jalan ijtihad. Karena itu dia berharap agar tokoh-tokoh muda yang menggeluti politik Islam untuk tetap menjaga relasi keislaman dan keindonesiaan, seperti yang ditunjukkan Ki Bagus, Kasman, dan para tokoh Islam yang lain. Tapi pada saat yang sama juga terbuka untuk ijtihad politik ke depan.

“Tugas kita sekarang adalah bagaimana ide-ide yang cemerlang dan ijtihad politik ataupun bangsa termasuk Pak Kasman itu kemudian diformulasikan. Mungkin juga perlu reformulasi dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan, yang perubahan zaman terjadi saat ini dan ke depan,” jelasnya

“Untuk 20-30 tahun ke depan politik Islam di Indonesia dengan lanscape perubahan yang terjadi saat ini dan peta sosiolologi politik Islam saat ini itu perlu di reformulasi. Kalau hanya copy paste dari Islamisme masa lampau menurut saya tidak cukup memadai mana yang masa lampau itu diambil prinsip dasarnya tapi formulasi strategi kemudian ekspresi dan artikulasi perlu ada pembaharuan juga,” jelasnya. (*)

Penulis Syahroni Nur Wachid. Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Abdul Kahar MuzakkirHaedar NashirKasman SingodimedjoKi Bagus HadikusumoPiagam JakartaSyahroni Nur WachidTujuh Kata
SendShare145530Tweet90957Share
Universitas Muhammadiyah Jember Universitas Muhammadiyah Jember Universitas Muhammadiyah Jember
ADVERTISEMENT

Related Posts

Headline

Penghargaan Bintang Legiun Veteran RI kepada Haedar Nashir yang Sarat Makna

Sabtu 12 Juli 2025 | 07:04
458
Bintang LVRI untuk Haedar Nashir: Keteladanan Intelektual dan Kebangsaan yang Menyatukan
Headline

Bintang LVRI untuk Haedar Nashir: Keteladanan Intelektual dan Kebangsaan yang Menyatukan

Kamis 10 Juli 2025 | 08:40
58
Haedar Nashir Puji PCM Sepanjang di Peresmian RSU Assakinah Medika
Headline

Haedar Nashir Puji PCM Sepanjang di Peresmian RSU Assakinah Medika

Rabu 9 Juli 2025 | 11:42
72
Headline

Menkomdigi Ajak Muhammadiyah Gaungkan Literasi Digital Sejak Dini

Selasa 1 Juli 2025 | 13:55
37
Headline

Harapan Haedar Nashir di Hari Bhayangkara ke-79 tahun

Selasa 1 Juli 2025 | 11:08
35
Piagam Jakarta Nasibmu Kini
Kolom

Piagam Jakarta Nasibmu Kini

Minggu 22 Juni 2025 | 14:51
283

Terpopuler Hari Ini

  • Kepala SD Muhammadiyah 2 Babat bersama para sesepuh, ketua pengurus, PRM Bedahan dan Ketua Dikdasmen PCM Babat. (Istimewa/PWMU.CO)

    Launching Logo 15 Tahun: SD Muhammadiyah 2 Babat Menuju Sekolah Emas

    60556 shares
    Share 24222 Tweet 15139
  • Pengorbanan Guru SD Muda Babat, Rela Dedikasikan Separuh Hidupnya Demi Anak Muridnya

    14063 shares
    Share 5625 Tweet 3516
  • SD Muda Babat Juara Lomba Robotik Nasional IRTC

    78334 shares
    Share 31334 Tweet 19584
  • SD Muda Babat dan MPID PCM Babat Hadiri Milad Media Official PWM Jatim: Siap Berdakwah Literasi

    11583 shares
    Share 4633 Tweet 2896
  • Bank Syariah Matahari Resmi Beroperasi, Anwar Abbas Ajak Warga Muhammadiyah Dukung Penuh

    839 shares
    Share 336 Tweet 210
  • Kaderisasi Pemuda Muhammadiyah dan Tantangannya

    1954 shares
    Share 782 Tweet 489
  • Gagal di Dua Jalur, Hafalan 30 Juz Antar Siswi Smamita Ini Masuk ITS Tanpa Biaya

    707 shares
    Share 283 Tweet 177
  • Zendo Lamongan Diluncurkan: Ikhtiar IMM Lamongan Bangun Kemandirian dan Ekonomi Umat

    223 shares
    Share 89 Tweet 56
  • Penghargaan Bintang Legiun Veteran RI kepada Haedar Nashir yang Sarat Makna

    147 shares
    Share 59 Tweet 37
  • Muhammadiyah Resmi Miliki Bank Syariah Baru: Bank Syariah Matahari Siap Terangi Ekonomi Umat

    135 shares
    Share 54 Tweet 34

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    363826 shares
    Share 145530 Tweet 90957
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232991 shares
    Share 93196 Tweet 58248
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231097 shares
    Share 92439 Tweet 57774
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171534 shares
    Share 68614 Tweet 42884
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122381 shares
    Share 48952 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122281 shares
    Share 48912 Tweet 30570

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim