PWMU.CO – Empat sekolah yang tergabung dalam Perguruan Muhammadiyah Kemlaten mengikuti Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran yang diadakan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Karangpilang Surabaya, Senin (1/7/19). Keempat perguruan tersebut adalah SD Muhammadiyah 22, SMP Muhammadiyah 6, SMA Muhammadiyah 4, dan SMK Muhammadiyah 2 Karangpilang Surabaya.
Menggandeng dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dr Wiwik Sri Utami MPd, workshop ini diadakan di aula lantai dua Rumah Makan Kebon Kota Surabaya mulai pukul 08.00 sampai 15.00 WIB.
Ketua Majelis Dikdasmen PCM Karangpilang H Suhartoyo SE mengatakan, workshop ini untuk meningkatkan kemampuan dan mutu pembelajaran di kelas. “Setelah workshop hari ini, akan ada tindak lanjut yaitu pengumpulan perangkat pembelajaran. Jadi akan ada waktu sepekan untuk guru membuat perangkat pembelajarannya yang kemudian akan dianalisis hasilnya,” jelasnya.
Adapun jadwal pengumpulan perangkat pembelajaran ini, kata dia, sudah dibagi untuk masing-masing lembaga, yaitu 10 Juli untuk SDM 22, 11 Juli untuk SMPM 6, 12 Juli untuk SMAM 4, dan 13 Juli untuk SMKN 2.
Sementara itu, Ketua PCM Karangpilang Abdurrahman Hakim SAg mengaku terkejut dengan sekolah non-muslim yang perangkat atau berkas-berkas pembelajarannya lengkap, bahkan punya ruangan tersendiri untuk menampung dokumen tersebut.
“Oleh karena itu saya harap sekolah Islam terutama sekolah Muhammadiyah Karangpilang tidak kalah dengan sekolah mereka,” ujar asesor akreditasi tersebut kepada 130 peserta workshop.
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya Dr H Ridwan MPdI mengapresiasi PCM Karangpilang yang mempunyai empat perguruan Muhammadiyah lengkap dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. “Saya pikir mereka sudah mempunyai kemampuan dari segi dana dan juga personil,” ungkapnya.
Ridwan menyampaikan, untuk acara workshop tidak perlu jauh-jauh ke Batu. “Di dekat Karangpilang ini sudah ada tempat yang suasananya seperti di Batu,” ujarnya didukung seluruh kepala sekolah dan guru.
Ia menegaskan, sudah merupakan kewajiban seorang guru untuk menyusun perangkat pembelajaran. “Bapak Ibu lakukanlah tugas dengan baik, maka tugas persyarikatan juga akan memberikan yang terbaik untuk Bapak Ibu,” kata dia.
Selain tepat waktu, lanjutnya, guru yang berhasil membuat sencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), silabus, dan penilaian yang terbaik, berhak mendapat penghargaan dari kepala sekolah. (Kiki Cahya Muslimah)