Oleh: DR M. Saad Ibrahim*)
Demi masa (1), Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian (2), Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al Ashr: 1-3)
Diantara obyek sumpah Allah yang berupa waktu, salah satunya adalah sumpah-Nya di ayat pertama surat ini. Ibnu Abbas mengartikan al-‘ashr dengan al-dahr yang kemudian digunakan oleh Kementrian Agama dalam terjemah di atas: Demi masa. Sahabat lain mengartikannya dengan: shalat Ashar, waktu zawal sampai terbenamnya matahari; sesaat dari akhir waktu siang.
Kata al-‘ashr juga digunakan oleh orang Arab untuk menunjuk rentang waktu seseorang hidup, misalnya ungkapan ‘ashr al-Nabiyy. Juga digunakan untuk bentang waktu suatu generasi hidup, seperti ujaran ‘ashr al-shahabah, yang dimulai dari wafatnya Nabi saw sampai seluruh shahabat beliau tidak ada lagi. Disamping itu juga bisa digunakan untuk menyebut masa ketika manusia ada di bumi ini sampai datangnya hari qiyamat, yakni sekitar dua ratus ribu tahun yang lampau sampai hancurnya tata surya yang bumi ini berada di dalamnya.
Seperti diketahui bahwa semua obyek sumpah Allah, pastilah dimaksudkan sebagai penekanan tentang pentingnya hal tersebut, termasuk juga al-ashr ini. Dalam hal ini adalah penting keberadaan waktu tersebut, karena berada di akhir siang, yang sebentar lagi malam, atau di bagian etape kehidupan manusia di dunia ini, untuk kemudian menuju ke akhirat, atau etape kehidupan suatu generasi untuk dilanjutkan oleh generasi berikutnya, atau di bagian akhir “pertunjukan” kosmos, yang ketika itu kemudian dimunculkan mikro kosmosnya yang bernama manusia.
Untuk yang terakhir ini, dimaksudkan bahwa makro kosmos baru memiliki posisi penting ketika mikrokosmos ini sebagai khalifah-Nya, sebagai Yang dimuliakan-Nya, sebagai ciptaan-Nya yang ahsan al-taqwim, sebagai Yang alam semesta ini ditundukkan kepada-Nya, ditampilkan oleh Allah, di akhir episode bentangan milyaran tahun sejak masa awal penciptaan alam semesta ini. Untuk kemudian masuk ke alam akhirat yang kekal keberadaannya. Makna apapun yang digunakan, jelas dimaksudkan untuk penekanan pentingnya masa singkat tersebut bagi perjalanan hidup manusia, bagi etape berikutnya, bagi episode terakhirnya!