![](https://i1.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2019/07/IMG-20190705-WA0034_EDIT_1.jpg?fit=696%2C434&ssl=1)
PWMU.CO – Jurnalis Muslim harus punya agenda untuk kejayaan dan kemuliaan Islam dan umat Muslim, izzul Islam wal Muslimin.
Demikian yang disampaikan Pemimpin Redaksi Majalah MATAN Ainur Rofiq Sophiaan saat memberi sambutan dalam Silaturahmi Jurnalis Muslim di Primebiz Hotel, Gayungsari Surabaya, Jumat (5/7/19).
Dalam pertemuaan yang bertajuk “Membangun Sinergi Jurnalis Muslim”, Ainur mengajak undangan yang mayoritas para wartawan itu untuk tidak menjadikan jurnalis sebatas pekerjaan semata. “Ada tanggung jawab sosial dan kepedulian dalam agenda umat ke depan,” ujarnya.
Pria asal Lamongan itu juga menganggap perlunya sinergitas bersama antarmedia Islam di berbagai lini. Ada ukhuwah media yang perlu dijalin dan dieratkan sesama jurnalis Muslim. “Minimal ada counter opini terhadap stigmatisasi negatif pada Islam seperti radikalisme dan terorisme,” terangnya.
Hal senada diungkapkan Redaktur Pelaksana Tabloid Media Umat Mujianto. Pria yang kini tinggal di Bogor itu menyebut wartawan Muslim mengemban amanah sebagai pejuang umat. “Dalam era ghazwl fikr, perang opini saat ini, para wartawan sebagai penyambung lidah Islam, bukan hanya menjadi bawahan media kapitalis,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Mujianto, ke depan perlu kebersamaan dan jalinan komunikasi untuk mengetahui isu-isu yang berkembang. “Karena semua media punya agenda setting, ada keberpihakan di sana. Bergantung siapa pemiliknya,” ungkap Mujianto.
Di sisi lain, kualitas produk berita jurnalis Muslim perlu ditingkatkan. Seperti yang disampaikan Wakil Pemimpin Redaksi PWMU.CO Sugeng Purwanto, yang turut hadir dalam kesempatan tersebut.
Mantan wartawan Surabaya Post itu menganggap ada kelemahan media Islam terhadap media mainstream. “Jika kita buka media online Islam, beberapa produk jurnalistiknya banyak yang tidak memenuhi unsur 5W+1H,” ungkap SGP, panggilannya.
Jika ingin bersaing dengan media mainstream, lanjut dia, maka mutu produk jurnalis Islam harus ditingkatkan. “Buatlah berita sebagai produk jurnalistik yang baik. Dengan berdasarkan data. Tidak hanya emosional atau hanya sekadar opini,” terang SGP.
Kekalahan umat Islam, menurut dia, karena tidak adanya komando untuk mengimbangi isu yang menyerang umat Islam. “Karena selama ini kita jalan sendiri-sendiri,” ungkapnya.
Maka, kata SGP, kekuatan umat Islam harus merata di semua lini. “Jika ingin jihad dalam media, maka bermainlah dengan elegan. Tidak hanya menang dalam perang opini, tapi juga jejaring, lobbying, dan di lapangan,” jelasnya.
Silaturahmi Jurnalis Muslim sendiri merupakan pertemuan perdana. Dalam kesempatan tersebut juga dihasilkan beberapa kesepakatan. Di antaranya, membuat Group WhatsApp dan mengagendakan pertemuan berikutnya sekurang-kurangnya tiga bulan sekali. (Darul)
Discussion about this post