PWMU.CO –Rombongan studi banding Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat Lamongan mengunjungi Pesantren Sains atau Trensains di Dukuh Dawe, Banaran, Sambongmacan Sragen, Kamis (10/7/2019).
Kepala SMA Trensains Ustadz Fathurroni menerangkan, pendidikan saat ini umumnya mengajarkan mengenai Ilmu Alam dan Sosial. Namun, yang disampaikan hanya materi dasar.
”Contohnya, ketika mempelajari siklus hujan, tidak sampai kepada pertanyaan siapa yang menurunkan hujan. Atau mempelajari tata surya, sayangnya tidak sampai kesimpulan bahwa Allah yang telah mendesain semua keteraturan di jagat raya ini,” katanya.
Guru, sambung dia, sejauh ini belum sampai mengaitkan fenomena-fenomena alam dengan konsep ketuhanan, tauhid rububiyyah. ”Trensains mengambil kekhususan pada pemahaman Alquran, Sains kealaman (natural science) dan interaksinya. Poin terakhir, interaksi antara agama dan Sains merupakan materi khas yang tidak ada dalam ponpes modern,” ujarnya.
Dijelaskan, Trensains merupakan sintetis dari pesantren dan sekolah umum bidang sains. Ini merupakan lembaga pendidikan setingkat SMA yang satu-satunya menerapkan model kajian sains secara mendalam.
Dia menegaskan, Trensains tidak menggabungkan materi pesantren dan ilmu umum sebagaimana ponpes modern. Kemampuan bahasa Arab dan bahasa Inggris menjadi kemampuan dasar bagi para santri.
”Selain menjadi alat komunikasi, di Trensains bahasa Arab juga digunakan sebagai alat analisis awal dalam menalar ayat-ayat Alquran khususnya ayat-ayat kauniyah. Trensains juga membimbing para santrinya untuk mempunyai kemampuan nalar Matematik dan Filsafat,” tandasnya.
Konsep dasar limit, diferensial dan integral perlu diperkenalkan sebagai alat analisis dan memahami konsep Fisika. Nalar dan spirit filosofis diperlukan untuk berpikir runut, tuntas dan mendasar.
”Jika umumnya pesantren mengharapkan alumninya menjadi ulama syariah (hukum Islam), maka proyeksi alumni Trensains adalah lahirnya ulama-ulama yang memiliki spesialisasi di bidang sains kealaman, teknolog, dan dokter yang mempunyai basis Alquran, kedalaman filosofis serta keluhuran akhlak. Metode pembelajaran yang didesain ini hanya ada di program Trensains,” tuturnya.
Ketua Majelis Dikdasmen PCM Babat H Suwadji SPd mengatakan, tujuan studi banding ini menimba pengalaman, terutama manajemen pesantren serta silaturahim dengan jajaran pengurus SMA Trensains Muhammadiyah Sragen.
”Meskipun hanya sehari, namun banyak ilmu yang dapat diambil dari studi banding ini. Intinya di era ini dengan ketatnya persaingan pendidikan kita harus lebih semangat berinovasi apalagi kita sekolah swasta,” ujarnya. (M. Faried Achiyani)