PWMU.CO – Guru harus siap membekali diri dengan keterampilan informasi dan teknologi (IT) untuk mengimbangi kecanggihan siswa di era revolusi industri 4.0.
Hal ini di sampaikan Trina Kartika Asih SSI MPd saat memberikan materi media IT dalam kegiatan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Pembelajaran IPA berbasis STEM Terintegrasi Kurikulum 2013 yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) IPA Jawa Barat di Hotel Sanyrosa Bandung, Sabtu (13/7/19).
Kepada 31 peserta yang mewakili tiap provinsi di Indonesia itu, Trina mengajak agar guru dapat menyajikan pembelajaran yang sudah borderless (tak terbatas ruang) dengan mengemas pembelajaran lebih menarik dan visual. “Dengan HP atau fitur yang disajikan dari Google saja bisa dioptimalkan untuk dijadikan media pembelajaran masa kini,” tuturnya
Fasilitator dari P4TK IPA ini kemudian secara rinci mendemontrasikan media online yang bisa dikembangkan oleh guru seperti Google Site, video story telling, Jit.si, Kine Master, dan lain sebagainya. Selain sebagai alat untuk pembelajaran secara daring, fitur-fitur yang tersedia di internet pun dapat di kolaborasikan guna membangun learning managemen system (LMS) yang bisa dikembangkan di sekolah.
Sajian media IT sebagai bagian yang tidak bisa terlepas dari pembelajaran berbasis STEM (Science, Technology, Engineering dan Mathematic) ini pun memberikan pengalaman berarti bagi para peserta diklat.
Seperti yang disampaikan oleh Nancy Foedztida Rasyid Siregar MPd. Dia terlihat antusias mengikuti tutorial yang disampaikan oleh fasilitator. Guru IPA dari SMP Negeri 2 Palas Lampung Selatan ini menyadari sebagai guru seharusnya melek IT sehingga semakin mudah dalam membekali siswa di era disruptif ini.
“Siswanya saja sudah Youtuber semua, maka guru selayaknya sudah bisa mengimbangi mereka, tidak gaptek lha, meski usia sudah menua,” katanya.
Menurut Nancy, sebagai guru harus cepat beradaptasi terhadap perkembangan teknologi yang ada, serta harus terus mau belajar meningkatkan kompetensinya dan keluar dari zona nyamannya.
“Antusias banget, banyak ilmu yang diperoleh. Selama ini sih masih hanya menggunakan internet dan YuoTube untuk search informasi saja, tertantang bisa upload video pembelajaran yang dipoles dengan Kine Master,” ujarnya.
Berbeda yang dirasakan oleh Yosefa Hernolina Elly SPd. Menurutnya, pembelajaran yang dilakukan di daerah Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur ini masih membutuhkan perhatian. Selain fasilitas yang minim, jangkauan internet terbatas juga maindset dari siswa dan orangtua terkait peningkatan kualitas pendidikan juga butuh perjuangan.
“Saya belum pernah menggunakan Internet dalam pembelajaran, selama ini siswa memegang laptop hanya untuk tes online saat UNBK saja,” katanya.
Ibu yang sudah 14 tahun menjadi guru ini pun bersyukur bisa mengikuti pelatihan selama tujuh hari, Senin-Ahad (8-14/7/19). Dia menilai dengan IT akan memberikan kemudahan akses dan menjadikan pembelajaran lebih menarik dan bermakna, sehingga guru seharusnya lebih semangat belajar dan tidak tabuh dengan hal yang baru.
Di akhir acara, Trina selaku fasilitator mengharapkan agar guru cepat berproses dengan membekali siswa Indonesia dengan pembelajaran yang bermutu yaitu melalui STEM juga mengoptimalkan layanan pembelajaran dan fitur online lainnya yang mendukung pembelajaran.
“Kapan siswa Indonesia ini bisa bersaing dan sejajar dengan siswa di negara maju lainnya, oleh karena bekali siswa dengan pembelajaran yang bermutu, menarik dan mudah diakses dimanapun,” katanya.
Trina mengingatkan agar bisa mengoptimalkan situs online pembelajaran yang disediakan oleh pemerintah Indonesia yaitu Rumah Belajar dengan mengakses langsung pada alamat https://belajar.kemdikbud.go.id.
Sementara itu, guru IPA dari SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik Anis Shofatun SSI MPd yang turut serta sebagai salah satu perwakilan dari provinsi Jawa Timur menyampaikan bahwa pembelajaran IT saat ini sudah tidak bisa dielakan lagi.
Dia mengatakan, mau tidak mau perkembangan teknologi sudah bergerak dan berinovasi semakin maju dan cepat. Maka sebagai guru tidak selayaknya bilang tidak bisa dan sulit dengan hadirnya IT. Namun, harus segera mengejar ketertinggalanya dengan memulai berlatih dan mengaplikasi dalam pembelajaran.
“Mau tidak mau, suka ataupun tidak ya guru harus segera move on untuk belajar dan menjadikan IT sebagai bagian dari tools (alat) untuk berproses bersama siswanya dalam peningkatan mutu pembelajaranya,” ujarnya.
Meskipun di sekolahnya sudah menjalankan program E-Learning. Namun, menurutnya tetap butuh terus untuk di-create dengan wawasan baru salah satunya bersumber dari materi Diklat P4TK. (AS).