PWMU.CO – Perjalanan ini memang sangat melelahkan: mencetak generasi islami, yang kadang menyita waktu istirahat, pikiran, bahkan kesenangan. Tapi dengan cara ini Allah ingin menyaksikan kita berjuang karena-Nya: Apakah kita memang selayaknya menjadi calon penghuni syurga.
Itulah kalimat pembuka yang disampaikan Kepala SMP Muhammadiyah 13 Campurejo Nurul Wakhidatul Ummah SKom dalam acara laporan pertanggungjawaban kepada Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Campurejo, , Panceng, Gresik, Selasa (9/7/19).
Fida sapaan Nurul Wakhidatul Ummah SKom menyampaikan, Hamas School—sebutan SMP Muhammadiyah 13 Campurejo—sudah dua tahun berjalan. “Alhamdulillah mendapat beberapa prestasi baik di bidang umum atau agama,” ucapnya.
Dia menjelaskan, siswa Hamas School walau dari tempat, lingkungan, dan keluarga yang berbeda, tapi bisa bekerja sama dalam pembelajaran. “Dan mengikuti kedisplinan lingkungan sekolah. Walaupun masih ada hal-hal yang perlu di perbaiki dan di komunikasikan kepada wali murid,” jelasnya.
Dalam perjalanannya, sambung dia, siswa Hamas School bersikap baik dan disiplin dalam berbagai kegiatan sekolah. “Mulai dari kegiatan pembelajaran, ekstrakurikuler, kegiatan mingguan, bulanan, termasuk shalatnya. Hal ini bisa dilakukan karena kerja sama dan ghirah perjuangan teman-teman asatidz (para guru),” ungkapnya.
Dalam acara tersebut hadir H Amsikul Maarif SAg. Dia adalah kader persyarikatan Desa Campurejo yang menjadi Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammad Jawa Timur. Oleh PRM Campurejo, dia ditugasi mengelola Hamas School bersama kepala sekolah.
Amsikul, panggilan akrabnya, memperkenalkan satu per satu asatidz Hamas School kepada Ketua Majelis Dikdasmen PRM Campurejo H Amin Khoiri.
“Pak Amin, guru-guru Hamas School ini rata-rata fresh graduate (baru lulus) dan sesuai kualifikasi masing-masing. Selain itu mereka berasal dari universitas terbaik,” ujarnya.
Lulusan yang dimaksud di antaranya dari Universitas Muhammadiyah Malang, ITS Surabaya, Unair Surabaya, Unesa, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Jember, atau Universitas Islam Negeri Yogyakarta.
H Amin Khoiri berpesan kepada para guru untuk siap untuk melayani siswa Hamas School dengan baik. “Pendidikan bisa berjalan dengan baik, ketika gurunya sudah siap untuk melayani anak didiknya dengan baik. Karena mendidik bukan urusan dunia, tapi juga urusan akhirat,” tuturnya.
Oleh karenanya, sambungnya, mendidik anak harus hati-hati. Walaupun sekolah ini berlabel Muhammadiyah, namun jangan melihat dari labelnya, karena Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) hanyalah organisasi yang merupakan urusan dunia sedangkan mengajar dan mendidik siswa termasuk urusan dunia dan akhirat.
“Andaikan Hamas School ini mengalami kemunduran, yang bertanggung jawab bukan hanya majelis atau persyarikatan tapi juga gurunya. Maka kerja keras, disiplin dengan keilmuan guru guru miliki secara maksimal insyaallah sekolah ini akan berjalan baik dan unggul,” katanya.
Amin juga menegaskan, guru-guru wajib mendahulukan kegiatan di sekolah ini dari pada undangan lain. “Sebab undangan itu baru datanga setelah jadwal kegiatan lembaga ini selesai,” ujarnya. (Fillah/Ulin Nuha)
Discussion about this post