PWMU.CO – Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan. Ini artinya, pengusaha mempunyai kemampuan memiliki harta yang lebih banyak dibanding profesi yang lain. Jika mengerti caranya sebenarnya setiap orang mempunyai jiwa pengusaha, namun perlu keberanian untuk mewujudkannya.
Demikian yang disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr H Moh. Sulthon Amien MM dalam ceramah bertema “Menumbuhkan Jiwa Enterpreneurship” pada Ahad Pagi yang digelar Masjid Ahmad Dahlan Gresik, Ahad (14/7/19).
Rasulullah SAW, lanjutnya, adalah seorang pengusaha. Demikian pula Khadijah, istrinya, adalah pengusaha besar dan sukses di waktu itu. Bahkan pada umumnya bangsa Arab juga pengusaha yang mempunyai kebiasaan rihlah atau bepergian. “Dari suka bepergian inilah, bangsa Arab mengembangkan bisnisnya,” kata CEO Parahita Diagnostic Center itu.
Berdasarkan fakta riil tentang kehidupan manusia, Sulthon mengatakan, ada beberapa cara dalam mengumpulkan harta menurut profesinya. Dalam sebuah penelitian ternyata hanya satu persen yang berprofesi sebagai atlet atau artis; lima persen orang kaya karena menjadi salesman yang hebat; 10 persen karena berprofesi sebagai CEO, 10 persen karena berprofesi sebagai pengacara, dokter, dan ahli prefesional. “Nah sisanya 74 persen adalah pengusaha,” ungkapnya.
Untuk menjadi pengusaha, kata Sulthon, harus mengerti adab-adabnya seperti penjelasan Allah dalam surat Assaff ayat 10-11. “Bahwa seorang pengusaha itu harus mempunyai kepribadian yang kuat. Di antaranya, honest atau jujur, forward looking (berpikiran maju), inspiring (menginspirasi), cooperative (bekerja sama), fair minded (adil) dan dependable (dapat diandalkan),” terangnya.
Seperti fenomena gunung es, sambungnya, manusia mempunyai pikiran sadar (conscious) di antaranya kemampuan menganalisis, berpikiran kritis, dan ketepatan dalam pengambilan keputusan. “Kemampuan ini bekisar 12 persen,” kata dia.
Sedangkan 88 persen manusia memiliki potensi yang tidak nyata, pikiran bawah sadar (unconscious) berupa gudang memori, kebiasaan, emosi, intuisi, kreatifitas, dan kepercayaan.
“Nah, jika kemampuan yang 88 persen itu bisa tampil, tereksploitasi, ditambah karakter CEO di atas maka jiwa pengusaha (enterpreneurship) akan terbentuk dan menjadi orang yang berhasil mengumpilkan uang karena perdagangan (pengusaha),” jelas Sulthon.
Ketua Takmir Masjid Ahmad Dahlan Anas Thohir SAg MPdI menjelaskan, selain untuk menyemarakkan dakwah, Pengajian Ahad Pagi ini bertujuan untuk ajang silaturahmi dan menjalin keakraban di antara jamaah. “Khususnya warga Muhammadiyah di Gresik,” ujar Ketua Majelis Tabligh Pimpidan Daerah Muhammadiyah Gresik itu.
Pengajian yang dilaksanakan pukul 06.00-07.000 WIB dan dihadiri sekitar 1000 orang itu diakhiri dengan sarapan bersama dengan menu soto. (Estu Rahayu)