PWMU.CO – Pembinaan Guru SMA Muhammadiyah 1 Gresik—atau yang dikenal dengan sebutan Smamsatu—Jumat (12/7/19), sangat istimewa. Sebab, empat personal Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik langsung terjun memberikan materi.
Mereka adalah Ir Dodik Priambada SApt (Ketua), M. Fadloli Aziz MSi (Sekretaris), M. Choiruz Zimam MSi (Anggota), dan Nurul Wafiah MPd (Anggota).
Kepala Smamsatu Gresik Ainul Muttaqin MPd mengatakan pertemuan dengan Majelis Dikdasmen PDM Kabupaten Gresik bertujuan untuk personal branding. “Agar guru-guru kita menjadi hebat, khususnya untuk menyambut tahun ajaran baru,” ujarnya.
Dodik Priambada mengatakan menjadi guru itu panggilan hati karena itu menghadapi siswa perlu dengan high touch (sentuhan kuat). “Para siswa akan menjadi lebih baik secara lahiriah maupun dhahiriah dengan mengenal kemampuan individu melalui guru Bimbingan Konseling dan wali kelas,” ujarnya agar terjadi optimalisasi potensi diri siswa.
Selain itu, ujarnya, konsisten dan berhati-hati dalam sharing (berbagi) melalui media online. “Jangan sampai kesalahan sharing dampaknya pada sekolah. Kita menghadapi generasi Z beda cara perlakuannya,” tutur dia.
Sementara itu Choiruz Zimam berpesan tentang pentingnya humanisme. “High touch atau sentuhan yang lebih humanis dalam menghadapi siswa,” kata Zimam yang pernah mengabdi selama 30-an tahun sebagai guru di Smamsatu.
M Fadlol Aziz menceritakan pengalaman sekolahnya—SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik—menyebarkan angket pada wali murid. Hasilnya, pendidikan spiritual yang diajarkan dan dipraktikkan ternyata menjadi alasan utama wali siswa menyekolahkan anaknya di SDMM.
Aziz menjelaskan, pendidikan spiritual (melalui pembiasaan islami) memang menjadi salah satu dari lima keunggulan yang dibangun SDMM. “Lima keunggulan itu adalah pembiasaan islami, layanan yang baik, program kegiatan yang dibutuhkan masyarakat, gali potensi raih prestasi, serta fullday school dan pembelajaran yang menyenangkan,” paparnya.
Menanggapi cerita Aziz itu, Rusyadah, salah satu guru, mengusulkan perlunya Smamsatu membuat angket kepuasan pelanggan supaya tahu kelebihan dan kekurangan sekolah.
Sementara itu Nurul Wafiah menyampaikan tipe guru ideal dalam menghadapi generasi millenial. “Diperlukan guru hebat dalam mengajar para siswa di kelas karena mereka itu berada dalam dunia yang sudah menguasai dunia online atau medsos,” ujarnya.
Menurut guru SMAN 1 Manyar Gresik itu, guru hebat mampu membangun chemistry atau ikatan yang kuat dengan siswa sehingga mereka paham dan ingat yang diajarkan. “Kompetensi guru juga diperlukan,” kata dia.
Dalam konteks itu, wanita kelahiran Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik, itu mengelompokkan guru seperti kategori hukum fikih. Yaitu guru wajib, guru sunah, guru mubah, guru makruh, dan guru haram.
Guru wajib adalah guru yang kehadirannya sangat ditunggu siswa. Dia ‘wajib’ ada di sekolah. Sedangkan lawan ekstremnya, guru haram yaitu guru yang kehadirannya tidak disukai, sehingga ‘haram’ berada di sekolah.
Nurul juga menyampaikan empat tipe penerima ‘hidayah’ dalampembelajaran. Pertama tpe gelas tertelungkup yaitu orang tidak mau diajak maju. Kedua tipe gelas bocor artinya ngomong saja tapi tidak mau mendengar orang lain.
Tipe gelas penuh yang hanya mau menerima kebaikan dan tipe gelas kosong artinya menerima hidayah, sadar dan taubat.
Nurul mengatakan, menjadi guru tidak hanya profesi tapi menebar kebaikkan di mana pun akan berimbas pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan kita. “Guru yang memacu potensi diri siswa menjadi berhasil di masa depan akan dikenang selamanya,” pesannya.
Kegiatan pembinaan guru ini berkesan bagi Wiwit Rosintan, guru BK Smamsatu. “Acaranya sangat bagus bisa memberikan semangat dan energi positif menyambut peserta didik tahun pelajaran 2019-2020,” ujarnya. (Nina Yovanti WNS)