PWMU.CO– Hari kedua, seluruh siswa MI Muhammadiyah 1 Kota Probolinggo menuju ke halaman sekolah. Mereka duduk melingkar beralaskan koran. Hari itu mereka mengikuti kegiatan mendongeng yang diisi Kak Zaki, Selasa(16/7/19).
”Hai adik-adik, siapa di antara kalian yang sudah kenal dengan saya?,” sapa pendongeng.
”Belum…” jawab murid serempak.
”Namaku Kak Zaki. Rumahku di Jombang,” ujar Zaki.
Adik-adik, sambung dia, orang yang sukses itu adalah orang yang suka bekerja keras, disiplin, jujur, suka sama teman, patuh pada orang tua, dan patuh sama guru. Tidak suka marah-marah, baik kepada orang tua, guru dan kepada teman.
Mulailah Kak Zaki bercerita, ada seorang anak namanya Minul. Anak yang selalu disiplin dan taat sama orang dan gurunya. Setiap bangun tidur dia selalu berdoa dan merapikan tempat tidurnya.
Mau sarapan pagi juga diawali dengan berdoa. Berangkat sekolah selalu berjabat tangan kepada kedua orang tuanya dan berdoa. Sepulang sekolah dia membantu orang tuanya mencari kayu bakar. Di malam hari dia belajar dengan rutin.
”Bahkan dia bangun di tengah malam untuk melaksanakan shalat malam. Itulah yang dilakukan Minul setiap hari,” tuturnya.
Setelah dewasa, dia melanjutkan ceritanya, Minul menjadi pengusaha sukses berkat kegigihannya. Kedua orang tuanya turut bangga dan senang.
”Siapa yang kepingin seperti Minul?” tanya Kak Zaki.
Serentak dengan lantang seluruh siswa menjawab,”Saya… saya.” Siswa mengacungkan tangannya.
”Semoga adik-adik semua bisa menjadi Minul,” kata Kak Zaki sekaligus menutup dongengnya.
Selesai kegiatan dongeng, seluruh siswa baru kelas 1 langsung dipandu oleh guru kelas dan pendamping. Sebanyak 185 siswa kelas 1 dibagi dalam tujuh rombel. Mereka dikenalkan ruang dan fungsinya di madrasah ini. Termasuk ruang kepala sekolah.
”Anak-anak, siapa tahu ini ruang apa?” tanya Ustadzah Suliati, guru kelas 1 Abu Bakar.
”Ruang Kepala Sekolah, Ustadzah,” jawab Aidan.
Sementara siswa kelas 2 sampai kelas 6 sibuk membuat pajangan dan menghias kelasnya. ”Ada lomba menghias kelas. Juara 1,2 dan 3 diumumkan pada waktu upacara dan mendapatkan penghargaan,” ujar Tutik Urjila, guru kelas 1. (Hanafi)