PWMU.CO – Guru digugu dan ditiru. Pepatah itu tepat disematkan pada para guru (asatid) SMP Muhammadiyah 13 alias Hamas School Campurejo, Panceng, Gresik. Pasalnya hari pertama kegiatan Muhadharah di tahun ajaran 2019/2020, mereka tampil sebagai peserta, Rabu (18/7/19).
Pembina Muhadharah Anik Ismayanti SS menjelaskan, kegiatan ini adalah sarana belajar siswa untuk melatih bakat dan minat dalam berpidato, puisi, menjadi MC, dan story telling.
Dia menjelaskan, Muhadharah di Hamas School memiliki empat variasi bahasa, yaitu bahasa Indonesia bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Jawa. “Muhadharah merupakan salah satu ekskul wajib di Hamas School”, tutur Yanti, sapaannya.
Sebelum digelar Muhadharah, pembina menunjuk siswa secara acak untuk tampil. Siswa memiliki waktu satu pekan waktu untuk membuat teks (pidato, MC, story telling) dan mencari teks (puisi) secara mandiri. Siswa yang telah memiliki teks dapat berkonsultasi dengan asatidz.
Yanti menjelaskan, pada pembukaan kegiatan ini dia sengaja menunjuk para asatidz untuk tampil. Selain karena pertama di tahun ajaran baru, diharapkan pembukaan acara kali ini bisa memberikan contoh bagaimana seharusnya tampil menjadi petugas muhadharah yang baik dan benar. “Para asatidz sampai tidak tidur semalaman karena benar-benar mempersiapkan diri,” katanya.
Fara Gita Syafitri siswi kelas IX Hamas School mengaku termotivasi dan akan lebih giat dalam belajar berbicara serta percaya diri tampil di depan umum. “Saya kagum melihat ustadz dan ustadzah, terutama ketika membaca puisi berantai,” tuturnya. (Nafi)