PWMU.CO-Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya menyelenggarakan silaturahim guru dan karyawan, Senin (22/7/19).
Acara digelar di At Tauhid Tower UMSurabaya dihadiri sekitar 1500-an peserta. Dengan mengambil tema Mewujudkan Indonesia Emas Melalui Pendidikan Berkualitas menghadirkan pembicara Prof Dr Din Syamsuddin.
Wakil Ketua PWM Jatim Nur Cholis Huda menyampaikan tiga pesan untuk guru dan karyawan Muhammadiyah. Pertama, guru itu adalah kepanjangan dari digugu dan ditiru. Yang berarti semua ucapan guru harus didengar dan perbuatanya harus bisa menjadi contoh.
”Agar setiap omongannya didengar maka omongan guru harus baik. Begitu juga agar perbuatan guru ditiru, maka semua perilakunya harus bisa menjadi teladan,” jelasnya.
Kedua, sambung dia, seorang guru harus fokus dan konsentrasi. Ia menceritakan kisah tentang seorang tukang gergaji kayu yang kehilangan arloji. Arloji ini adalah pemberian dari seorang sahabatnya. Saat bekerja arloji tersebut hilang.
Dengan tidak sabar dan penuh amarah, ia mencoba mencari arlojinya dimana-mana, termasuk di tumpukan bekas gergajian kayu. Meski sudah berusaha mencari, arloji tidak ditemukan.
Kemudian ia beristirahat. Saat itulah seorang anak kecil yang mengetahui tukang gergaji kayu kehilangan arloji, dengan tenang anak kecil itu diam sejenak di tumpukan bekas gergajian kayu. Tak berselang lama ketemulah arloji tersebut.
Tukang gergaji itu heran dan bertanya kepada anak kecil, kok bisa menemukan arloji dalam waktu singkat, padahal ia sudah mencari-cari sejak tadi tidak bisa menemukan.
Anak kecil tadi menceritakan, dia diam dan fokus. Ia diam dan mendengarkan bunyi arloji tik.. tik.. tik. Maka ia bisa langsung menemukan dimana arloji tersebut. Karena itu menurut Pak Nur, panggilan akrabnya, seorang guru dituntut berbuat demikian, agar tujuan tercapai maka fokus diperlukan. ”Tidak tergesa-gesa, apalagi mengerjakan sesuatu dengan amarah, itu tidak akan bisa mengatasi masalah,” tuturnya.
Ketiga, berpikir positif. Kembali dia menceritakan sebuah kisah. Seorang suami yang memasuki masa pensiun menulis di buku diary. ”Tahun ini adalah tahun yang menyedihkan. Aku pensiun, tidak bekerja lagi. Sakit-sakitan. Belum lama operasi batu empedu. Sekarang operasi katarak. Aku kesepian karena anak-anak sudah pergi semua dari rumah ini.”
Kemudian istrinya tanpa sengaja mengetahui catatan suaminya. Istrinya kaget. Namun kemudian dia menulis catatan juga. Ia menulis,”Tahun ini adalah tahun yang menyenangkan. Alhamdulilah suamiku pensiun tanpa masalah. Operasi batu empedunya berjalan lancar, suamiku semakin sehat. Alhamdulillah operasi kataraknya juga lancar. Penglihatan suamiku semakin bagus. Alhamdulillah anak-anakku sudah punya rumah sendiri-sendiri, tidak menggantungkan hidupnya lagi pada kami.”
Kedua catatan tersebut, kata Pak Nur, berkisah tentang hal yang sama. Namun sudut pandang dan cara berpikirnya yang berbeda. ”Tidak menutup kemungkinan guru dan karyawan pun pernah mengalami banyak masalah, karena itu berpikir positif akan semakin meringankan beban,” ujarnya. (Azizah)