PWMU.CO-Setiap Lazismu di daerah dianjurkan mempunyai ciri khas pentasarufan atau pengelolaan manfaat dana infak, sedekah, dan zakatnya.
Ketua Lazismu PP Muhammadiyah Hilman Latief PhD dalam silaturahim dengan Lazismu Tulungagung di di Yogyakarta, Ahad (21/7/2019).
Dia berharap ciri khas pentasarufan ini bisa terbangun secara masif sehingga menjadi gaung Lazismu daerah yang dibesarkan dalam skala nasional.
Dicontohkan ada Lazismu di daerah Sulawesi terkenal dengan program bedah rumah senilai Rp 15 juta. Program ini menjadi terkenal sehingga menarik masyarakat menyalurkan infaknya. ”Program ini akhirnya mendapatkan infak ratusan juta rupiah,” tuturnya.
Dengan infak yang terus mengalir ini, sambung dia, menjadi program bedah rumah terus berkelanjutan sehingga banyak rumah bisa diperbaiki.
”Wilayah Jatim juga punya ciri khas, yakni program Indonesia mendengar. Nah, Lazismu di semua daerah harus bisa mempunyai ciri khas pentasarufan termasuk di Tulungagung,” ujarnya.
Selain membantu sesama, kata Hilman, Lazismu juga mempunyai pekerjaan yang tidak ringan yakni tertatanya internal lembaga. Dia mencontohkan, Lazismu di semua tingkatan harus satu komando. Kesejahteraan amil fundraising juga perlu diperhatikan dan pelaporan keuangan ke donatur dan ke Muhammadiyah sesuai tingkatan juga harus dilakukan.
Sementara Bastomi SAg, Dewan Syariah Lazismu Tulungagung, menyampaikan, di daerahnya baru ada lima lembaga ZIS yang mempunyai izin dan terdata di Baznasda setempat. Tahun ini di Tulungagung akan dibentuk forum zakat yang diinisiasi oleh Baznasda. (Hendra Pornama)