PWMU.CO – Setiap Muslim yang menunaikan rukun Islam kelima pasti mendambakan predikat haji mabrur. Pasalnya, mereka yang bisa mencapai kemabruran haji ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW akan mendapatkan balasan dari Allah SWT berupa surga-Nya.
Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Muhammad Sholihin Fanani menerangkan ada enam indikator seorang jamaah haji akan bisa mencapai kemabruran.
Pertama adalah niat, yang merupakan landasan utama seseorang dalam beribadah maupun beramal shaleh. Tak terkecuali ketika menjalankan ibadah haji.
“Semakin bersih niat kita dalam beribadah haji, yakni hanya semata karena Allah SWT, maka semakin mudah kita mencapai kemabruran haji,” katanya kepada PWMU.CO, Kamis (25/7/19).
Hal itu, kata dia, sebagaimana firman Allah dalam Alquran Al-Baqarah ayat 196 yang artinya: “Sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah”. Juga sebagaimana dalam hadits Nabi : “Setiap amal bergantung pada niatnya”.
Kedua adalah taat. Sholihin menjelaskan, dalam menjalankan ibadah haji seseorang harus taat terhadap syarat dan rukunnya haji. “Kita tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak ada perintahnya. Kita juga harus taat kepada ketua rombongan atau ketua regu,” tuturnya.
Salah satu Panitia Pemberangkatan Ibadah Haji Embarkasih Surabaya Seksi Konsultan dan Pengawasan Jamaah itu melanjutkan, yang ketiga adalah taubat.
“Ketika menjalankan ibadah haji seseorang harus betul-betul memanfaatkan kesempatan itu untuk banyak memohon ampun atas segala dosanya. Sehingga, setelah haji kita menjadi orang yang bersih dan suci kembali,” tuturnya.
Sementara yang keempat adalah amanat. Sholihin menguraikan, seseorang yang sudah melaksanakan ibadah haji sejatinya telah memegang amanah dari Allah, yakni harus dapat menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang. “Dia juga harus bisa menjadi contoh bagi orang-orang di sekitarnya,” serunya.
Mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya itu menambahkan, yang kelima adalah meningkat. “Seseorang yang telah melaksanakan ibadah haji, harus lebih meningkat kebaikan-kebaikannya, ibadahnya dan kepeduliannya,” tegasnya.
Terakhir, yang keenam adalah manfaat. “Seseorang yang telah melaksanakan ibadah haji harus lebih banyak memberi manfaat bagi orang lain, bagi masyarakat dan bagi keluarga,” ungkapnya sembari menyitir sabda Rasulullah: “Sebaik-baik orang adalah orang yang dapat memberi manfaat bagi orang lain.”
“Nah, Itulah indikator-indikator kemabruran seseorang yang menunaikan ibadah haji,” tandasnya. (Aan)