PWMU.CO – Fun meeting 635 siswa dengan penulis novel Raksasa dari Jogja menjadi sesi yang ditunggu dalam Festival Buku yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMP Muhamamdiyah 12 GKB Gresik (Spemdalas), Sabtu (27/7/19).
Dwitasari, nama penulis novel itu menyampaikan, novel sebagai salah satu wadah yang paling bagus untuk menuangkan perasaan seseorang. “Ekspresikan perasaanmu melalui tulisan, jangan dipendam lalu terbitkan menjadi karya terbaik kalian,” pesannya kepada siswa di Andalusia Hall Spemdalas.
Selain itu, menurut penulis muda berbakat yang pernah menjadi peserta termuda di acara Asean Literary Festival ini menulis novel bisa sebagai ladang untuk berbagi dan memberikan inspirasi kepada orang lain dan lingkungan.
Kehadiran Dwitasari di Spemdalas menarik perhatian para penggemarnya. Terbukti, antrean pertanyaan dari ratusan siswa ini ditujukan kepada dirinya dan satu persatu dijawabnya dengan penuh ketelatenan dan semangat.
Salah satu fans berat Dwitasari adalah siswa kelas VIIIA yakni Marshifa Yasmin Noor. Dia mengungkapkan dirinya sering sekali menulis short story (cerpen). Namun, yang sering menjadi kendala adalah mandek di tengah jalan alias tidak tuntas ceritanya.
“Kira-kira apa yang sebaiknya dilakukan bila kita menulis cerita terus tiba-tiba ndak mute lagi saat ditengah jalan?” tanya peraih juara III penulis Cerpen ME Confest 2018 ini.
Menurut Dwitasari, seorang penulis harus menentukan tujuan dari isi novel yang ingin disampaikan kepada pembaca. Maka, bila motivasi dan ide itu tiba-tiba luntur, maka ingat dan kembali lagi pada tujuan dari cerita yang diinginkan semula.
“Sang penulis itu punya misi besar juga di balik ungkapan hati dan perasaanya yaitu memberikan inspirasi bagi orang lain. Itu yang mesti diingat. Setulus mungkin kita tuangkan dalam karya tulisan, maka akan terasa manfaatnya,” katanya.
Penulis yamg sudah menerbitkan 17 karya novelnya inipun berpesan kepada siswa kelas VII, VIII dan IX, konsisten dalam menuntaskan tulisan menjadi kunci keberhasilan seorang penulis novel.
“Apa yang sudah kamu mulai, selesaikanlah dengan tuntas. Ga enak kan mbaca novel tapi ndak tahu ending-nya. Nanti mengecewakan pembaca,” tuturnya.
Dwitaari pun memompa motivasi siswa untuk terus menulis sebagai generasi hebat Indonesia. “Jangan pernah patah semangat menyuarakan apa yang kita tulis. Tuliskan setulus dan sejujur mungkin maka pembaca akan mengerti dan memahami isinya,” pesanya. (*)
Kontributor Anis shofatun.
Editor Mohammad Nurfatoni.