PWMU.CO – Ketika kejuaraan sepakbola tingkat dunia bergulir, salah satu bintang yang muncul adalah komentator. Seperti dalam bulan puasa Ramadhan ini, ketika piala Eropa di Prancis dan Copa Amerika di Amerika Serikat sedang bergulir, maka para pengamat sepakbola juga laris manis di layar TV. Mereka biasanya berasal dari wartawan sepakbola atau mantan pemain sepakbola.
Namun ada yang berbeda di layar SBO TV pada Kamis kemarin (16/6), komentator yang hadir seperti jauh dari dunia sepakbola. Selama satu jam, pukul 17.00-18.00, rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), DR dr Sukadiono MM, menjadi narasumbernya. “Sebenarnya tidak hanya sekali ini. Setiap piala Eropa maupun Piala Dunia, saya juga sering live di TV maupun radio sebagai komentator,” jelas pria kelahiran Jombang ini.
(Baca: Penjelasan Medis tentang 9 Manfaat Puasa untuk Kesehatan dan 7 Penyakit Ini Bisa Disembuhkan dengan Puasa)
Lazimnya wartawan olahraga atau (mantan) pemain sepakbola profesional, Sukadiono begitu fasih berbicara sepakbola. Tak hanya mengurai kelebihan dan kekurangan sebuah tim sepakbola, bahkan “urun rembuk” taktik dan strategi pun diuraikan dengan lancar.
Doktor alumnus Unesa ini memang dekat dengan dunia olahraga, bahkan disertasinya juga mengurai tentang gizi atlet bulutangkis. Dan, layaknya orang yang terlahir di kampung, Sukadiono pun punya pengalaman tersendiri dalam dunia olahraga sepakbola. “Saya senang bola sejak kecil. Waktu SMA pernah jadi pemain di kampung, bahkan pernah ikut kejuaraan sepak bola se-kecamatan,” jelasnya sambil menjelaskan posisinya saat itu sebagai pemain sayap
(Baca: Harmoni Fikir dan Zikir Hasilkan Paradigma Kemanfaatan dan Ada Masalah, Bersyukurlah!)
Hobi bola ini diteruskan ketika Sukadiono melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Tidak main-main, dia pun juga terpilih sebagai salah satu pemain inti Fakultas Kedokteran ketika sedang bertanding melawan tim lainnya. Termasuk saat bahu-membahu dengan sesama mahasiswa Kedokteran Unair saat memperebutkan Rektor Cup. “Tapi posisi main saat itu sudah berubah menjadi penjaga gawang. Bukan lagi pemain sayap.”
Sebagai doktor yang sekaligus dokter, tambah Sukadiono, menguraikan tentang manfaat “menggandrungi” bola. Baik bermain bola langsung maupun hanya menjadi penggemar. Secara fisik , bermain sepakbola sangat menyehatkan. “Sepakbola juga membuat kita bisa terhindar dari stres pikiran,” jelasnya tentang tips menikmati bola.
(Baca: Perilaku Seks Remaja SMP Memprihatinkan dan Dengan Shalat, Cita-Cita Bisa Tercapai)
Bagi penggemar agar bisa menjadi penikmat bola yang benar, Sukadiono memberikan tips. Bukan hanya menghindari fanatisme berlebihan, tapi juga perlu menyadari filosofi sepakbola. “Dalam permainan sepakbola itu mesti ada yang kalah dan menang. Begitu juga kejayaan masing-masing kesebelasan juga ada batas waktunya. Kalau kita menyadari hal tersebut, maka kita tidak akan fanatik terhadap sebuah tim sepakbola,” jelasnya. (lazuardy arkoun)