PWMU.CO – Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Ustad Abdul Basit LC menyatakan, penting bagi pesantren Muhammadiyah untuk bisa mengajarkan para santrinya kemampuan membaca Arab gundul atau kitab kuning.
Pasalnya, para tokoh Persyarikatan Muhammadiyah menginginkan supaya para santri mempunyai kemampuan untuk membaca buku-buku klasik sebagai referensi keilmuan.
“Mereka juga menginginkan supaya para santri yang belajar di pesantren Muhammadiyah mampu untuk membaca kitab kuning,” katanya dalam pembukaan acara Silaturrahim Pesantren Muhammadiyah Jatim dan Sosialisasi Penggunaan Buku Ajar.
Acara tersebut diadakan oleh Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M) PWM Jatim di Aula Mas Mansyur Gedung Muhammadiyah Jawa Timur Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Selasa (30/7/19).
Maka dari itu, kata dia, pihaknya pun berupaya keras untuk membikin buku ajar bagi pesantren Muhammadiyah guna menjawab kebutuhan dan keinginan para tokoh Persyarikatan itu.
“Nah, pertemuan kali ini adalah untuk merealisasikan tentang penggunaan buku ajar yang telah disusun oleh LP2 Muhammadiyah,” terangnya.
Ustad Basit menerangkan, buku ajar yang disusun tersebut mempunyai tiga karakteristik. Pertama berbahasa Arab, lalu sesuai dengan Kurikulum 2013 (K13) dan telah bernuansa ke-Muhammadiyahan yang kental.
“Buku tersebut sifatnya buku keislaman yang memuat sirah nabawi, hadits-hadits, kitab akhlak dan lainnya,” tuturnya.
Ia berharap, dari pertemuan kali ini akan ada kesamaan pola pikir tentang pentingnya penggunaan buku ajar ini. “Insyaallah, buku ajar ini akan mulai kita terapkan pada tahun ajaran baru ini,” tandasnya. (*)
Penulis Aan Hariyanto. Editor Mohammad Nurfatoni.