PWMU.CO– Para dai komunitas yang tergabung dalam Lembaga Dakwah Khusus (LDK) tidak boleh lepas dari garis perjuangan Muhammadiyah. Amanah yang diberikan oleh persyarikatan ini harus tetap dijaga.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Nur Cholis Huda MSi pada acara Bimbingan Teknis Dai Khusus LDK se-Madura Raya di Gedung Dakwah Sumenep, Ahad (28/7/ 2019).
Nur Cholis Huda mengajak para dai memperhatikan surat Al Anfal ayat27. ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
Di antara amanah yang harus tetap dijaga sebagai seorang dai, sambung Nur Cholis, yaitu berpegang teguh pada tauhid murni, selalu memberikan pencerahan pada umat, menunjukkan amal saleh dan tidak berpolitik praktis serta mampu mewujudkan kerja sama yang baik.
Dia juga berpesan LDK jangan sampai menjadi lembaga papan nama tetapi harus menjadi lembaga yang mampu menunjukan aktivitas riil di tengah kehidupan masyarakat.
”Alhamdulillah LDK PWM Jatim sudah membuktikan bukan sekadar papan nama tapi sudah terjun memberikan dakwah yang mencerahkan,” kata Nur Cholis yang penulis buku produktif ini.
Sementara KH Mohammad Yasin, ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sumenep mengucapkan terima kasih kepada para dai LDK yang telah hadir di Sumenep.
”Kami merasa bangga telah dihadiri 90 dai khusus dari berbagai penjuru Madura ini. Lebih lagi dai dari pulau seberang, yaitu Sepudi. Juga utusan dari Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur yang berangkat dari Surabaya pukul 01.00. Semoga niat baik kita semua dicatat sebagai amal baik,” tandasnya.
Dia juga merasa terharu melihat semangat peserta sehingga waktunya diperpanjang sampai Maghrib. ”Biasanya acara itu belum waktunya selesai sudah ditutup tetapi di Bimtek LDK ini sudah waktunya penutupan peserta malah minta dilanjut. Masya Allah,” ungkap sesepuh Muhammadiyah Sumenep ini.
Ketua LDK PWM Jawa Timur Muhammad Arifin menambahkan awalnya peserta Bimtek dibatasi perwakilan daerah sepuluh dai kecuali Sumenep bisa ditambahkan satu utusan dari masing-masing PCM.
”Ternyata batasan ini tidak berlaku lagi. Semua dai dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep berbondong-bondong kirim dainya hingga mencapai 90 orang dari rencana 50 orang,” tuturnya. (*)
Penulis Muhammad Arifin Editor Sugeng Purwanto